REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Pemerintah Australia menutup tempat-tempat umum seperti bar, kelab malam, pusat kebugaran, dan rumah-rumah ibadah mulai Senin tengah hari. Hal itu seiring dengan kasus virus corona Covid-19 yang terus melonjak serta masyarakat yang masih mengabaikan anjuran pembatasan sosial (social distancing).
"Tidak lagi pergi ke bar setelah pulang bekerja, tidak ada lagi berolahraga di pusat kebugaran, juga tidak ada lagi duduk-duduk di kafe untuk makan siang," ujar Perdana Menteri Scott Morrison di hadapan parlemen pada Senin pagi (23/3).
Morrison juga menyebut tantangan besar pada sektor kesehatan dan ekonomi Australia akibat pandemi Covid-19 sebagai "tahun tersulit dalam kehidupan kita". Ia juga memperingatkan warganya agar bersiap dengan kemungkinan karantina wilayah (lockdown) yang bisa berlaku hingga enam bulan.
Tingkat penyebaran infeksi virus corona baru itu di Australia sempat melambat, tetapi kini angkanya telah melampaui 1.100 kasus. Jumlah terbanyak dilaporkan terjadi di negara bagian Victoria dan New South Wales.
Kendati telah ada imbauan untuk melakukan pembatasan sosial, banyak warga Australia yang justru berkegiatan di luar rumah. Hal itu misalnya bersantai di Pantai Bondi, sekitar Kota Sydney, dan mengunjungi restoran atau bar beberapa hari belakangan.
Menurut Morrison, perluasan kebijakan baru dengan menutup tempat-tempat umum diperlukan untuk dapat menerapkan anjuran pembatasan kegiatan masyarakat dengan ketat. Otoritas lokal juga telah menutup pantai-pantai demi menghindari kerumunan orang di tengah awal musim gugur yang hangat. Sementara, kafe dan restoran masih bisa melayani pelanggan untuk pesanan dibawa pulang dan pesan-antar. Sedangkan toko swalayan, apotek, jasa angkutan barang, dan toko eceran masih bisa tetap buka.