REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang agen FBI, Robert Levinson yang menghilang lebih dari satu dekade lalu diyakini telah meninggal dunia di Iran. Keluarga Levinson yakin dia meninggal ketika berada dalam tahanan.
Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Twitter, keluarga Levinson menyatakan bahwa mereka tidak memiliki informasi terkait kapan dan bagaimana Robert meninggal. Namun, mereka meyakini Robert meninggal dunia sebelum pandemi virus corona menyebar ke seluruh dunia.
"Sangat sulit untuk menggambarkan rasa kehilangan kami. Keluarga kami telah kehilangan sosok pria yang paling baik, dan ini sulit untuk dibayangkan. Cucu-cucunya tidak akan pernah bertemu dengan dia lagi. Mereka hanya mengenalnya melalui cerita yang kami sampaikan," ujar pernyataan keluarga Levinson.
Levinson menghilang pada 9 Maret 2007, ketika dia dijadwalkan untuk bertemu seorang sumber di Pulau Kish, Iran. Selama bertahun-tahun, pemerintah AS menyatakan bahwa Levinson bekerja secara independen dalam penyelidikan swasta. Namun, laporan investigasi Associated Press pada 2013 mengungkapkan, Levinson telah dikirim pada sebuah misi oleh analis CIA yang tidak memiliki wewenang untuk menjalankan operasi tersebut.
"Mereka yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada Bob Levinson, termasuk yang ada di pemerintah AS, yang selama bertahun-tahun berulang kali meninggalkannya, pada akhirnya akan menerima keadilan atas apa yang telah mereka lakukan," kata pernyataan keluarga.
Keluarga Levinson menerima foto-foto dan video yang menjadi bukti bahwa Robert masih hidup pada akhir 2010 dan 2011. Namun sejak itu, keberadaan Robert tidak diketahui. Pada November, pemerintah Iran secara tak terduga menanggapi permintaan PBB dengan mengatakan bahwa Levinson adalah subjek "kasus terbuka" di Pengadilan Revolusi Iran. Hal ini menuai respon keras bagi keluarga Levinson. Namun, Iran mengklarifikasi bahwa "kasus terbuka" itu merupakan penyelidikan atas kepergiannya.
Pengumuman kematian Levinson terjadi beberapa minggu setelah seorang hakim federal di Washington DC, menuntut Iran bertanggung jawab atas kematian Levinson. Hakim tersebut juga menyatakan bahwa Iran harus bertanggung jawab atas penyanderaan dan penyiksaan Levinson. Hingga berita ini diturunkan, Iran belum memberikan komentar terkait kematian Levinson.