Jumat 27 Mar 2020 12:24 WIB

Afrika Selatan Lockdown Selama Tiga Pekan

Warga yang tidak patuh dengan lockdown akan mendapat sanksi penjara hingga denda.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nora Azizah
Afrika Selatan mulai melakukan lockdown nasional selama tiga pekan dalam upaya untuk membendung penyebaran virus corona atau covid-19 (Foto: ilustrasi kota di Afrika)
Foto: Flickr
Afrika Selatan mulai melakukan lockdown nasional selama tiga pekan dalam upaya untuk membendung penyebaran virus corona atau covid-19 (Foto: ilustrasi kota di Afrika)

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Afrika Selatan mulai melakukan lockdown nasional selama tiga pekan dalam upaya untuk membendung penyebaran virus corona atau covid-19. Semua kegiatan dilarang, kecuali pertemuan penting, dan tentara serta polisi akan bertindak tegas terhadap hal tersebut.

"Ini belum pernah terjadi sebelumnya, tidak hanya dalam demokrasi kita tetapi juga dalam sejarah negara kita, bahwa kita akan melakukan lockdown selama 21 hari untuk keluar dan berperang melawan musuh yang tidak terlihat, yakni virus corona," kata Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, melansir BBC, Jumat (27/3).

Baca Juga

Ramaphosa sebelumnya mengunjungi pangkalan tentara di kota Soweto, Johannesburg. Ia memerintahkan lansung para tentara untuk bertindak tegas terkait lockdown yang akan dilakukan.

Menteri Kepolisian, Bheki Cele, meminta warga Afrika Selatan untuk tetap sadar selama penutupan. Toko makanan diizinkan untuk tetap buka meskipun penjualan alkohol dilarang. Jogging dan berjalan dengan anjing juga dilarang.

Pihak berwenang telah memperingatkan bahwa siapa pun yang melanggar aturan akan menghadapi hukuman enam bulan penjara atau denda berat. Jika tidka patuh, maka militer akan melakukan tindakan yang tegas.

Sebelumnya, Afrika Selatan sudah meminta warganya untuk berdiam diri saja di rumah dan mengurangi aktivitas. Namun, Kamis (26/3), lalu lintas padat dilaporkan di jalan-jalan utama di luar Johannesburg.

Ribuan orang memadati stasiun bus yang bertujuan untuk melarikan diri dari ibukota dan tinggal bersama keluarga di daerah pedesaan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa mereka dapat membawa virus ke kerabat yang lebih tua yang pensiun di pertanian dan desa.

Tak hanya itu, menjelang tenggat waktu tengah malam ada antrian panjang di luar supermarket. Orang-orang membeli barang-barang kebutuhan pokok.

Afrika Selatan telah melaporkan 927 infeksi virus corona dan menjadi yang tertinggi di Afrika. Tetapi sejauh ini tidak ada kematian yang dilaporkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement