REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China melaporkan 45 kasus baru virus corona. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan hari sebelumnya yang sebesar 54 kasus. Pihak berwenang China mengatakan, hanya satu kasus yang tidak berasal dari luar negeri.
Berdasarkan data Komisi Kesehatan Nasional China, dalam tujuh hari terakhir ada sekitar 313 kasus baru di Negeri Tirai Bambu. Namun, hanya enam kasus penularan domestik, sementara sisanya dari luar negeri.
Sebagian besar kasus dari luar negeri melibatkan warga China yang pulang ke rumah. Pada Ahad (29/3) maskapai-maskapai China sudah diminta untuk memotong jumlah penerbangan internasional yang masuk ke negara itu.
Dilansir laman Reuters, mulai Sabtu (28/3) kemarin, Beijing juga sudah melarang warga asing masuk ke China. Lima pasien di pusat pandemi di Wuhan meninggal dunia. Namun, dalam 10 hari terakhir titik awal pandemi Covid-19 itu, hanya satu kasus baru yang dilaporkan. Sejak epidemi menyebar pada bulan Desember tahun lalu, Cina sudah melaporkan 81.439 kasus infeksi dengan lebih dari 3.300 pasien meninggal dunia.
Pada Sabtu kemarin, Provinsi Hubei mencetak rekor untuk tidak memiliki kasus baru selama empat hari berturut-turut. Satu-satunya penularan domestik hanya dilaporkan di Provinsi Henan yang berbatasan dengan Hubei.
Setelah beberapa pembatasan di Provinsi Hubei dicabut, Wuhan yang menjadi ibu kota Hubei pun membuka kembali perbatasannya dan beberapa layanan transportasi publik. Kecuali Bandara Tianhe di Wuhan, semua bandara di Hubei membuka kembali penerbangan domestik. Tianhe baru membuka penerbangan domestik pada 8 April mendatang. Penerbangan dari Hubei ke Beijing masih ditangguhkan.
Sabtu kemarin juga menandai pertama kalinya kereta tiba di Wuhan sejak kota itu ditutup dua bulan yang lalu. Sekretaris Partai Komunis Cabang Hubei Ying Yong menyambut kereta tersebut. Ia mengatakan bahwa kerja keras dan jiwa kepahlawanan rakyat kota "telah memutus rantai penularan" virus.