REPUBLIKA.CO.ID, CERNUSCO SUL NAVIGLIO -- Dokter yang memakai alat pelindung melepaskan masker oksigen dari wajah seorang lelaki tua dan mengangkat perangkat tablet. Lelaki itu melambaikan tangan dan seorang kerabat di ujung telepon itu memberinya ciuman. Itu berlangsung kurang dari satu menit dan masker oksigen kembali menyala.
"Panggilan video pendek karena ada banyak hal yang harus dilakukan. Panggilan ini agak dingin karena tidak ada kontak nyata antara orang-orang ketika mereka berbicara, jadi jelas semuanya lebih sulit," kata kepala ahli anestesi Rumah Sakit Uboldo Italia utara, Dr. Massimo Zambon.
Mendapatkan perawatan karena virus corona bukan hanya melelahkan tubuh, juga perasaan. Terisolasi dari orang lain, termasuk orang-orang tercinta menjadikan hari-hari semakin berat.
Kondisi tersebut sangat disadari oleh perawat kesehatan di Italia. Para dokter di seluruh Italia mengatakan, salah satu hal tersulit bagi pasien adalah tidak dapat memiliki orang yang mereka cintai di sisinya karena pembatasan karantina.
"Dari sudut pandang psikologis, ini tentu saja merupakan aspek terburuk dari keadaan darurat ini," kata Zambon.
Zambon dan rekan-rekannya menggunakan tablet yang disumbangkan oleh pemerintah kota dan warga pribadi untuk meringankan rasa sakit karena jarak dan kesepian. Sebagian besar pasien berusia lanjut dan tidak tahu cara menggunakan tablet, sehingga staf rumah sakit melakukan panggilan dan membantu mengoperasikannya.
"Saat ini, ini adalah satu-satunya solusi yang mungkin, cara termudah dan paling efektif untuk menciptakan kontak antara pasien dan keluarga," kata Zambon.
Fasilitas panggilan video pun dilakukan oleh seorang wanita berusia 69 tahun yang menunggu hasil tes virus. Staf membantunya mengangkat tablet, sehingga dia bisa melihat keluarganya dari layar.
"Jika aku memilikinya, aku akan tinggal di sini, kalau tidak aku akan pulang. Mereka semua efisien di sini, mereka baik-baik saja, mereka semua malaikat di sini, sungguh, jika bukan karena mereka dan pengorbanan yang mereka buat..." kata perempuan itu tidak mengakhiri kalimatnya yang menunjukkan rasa hormat dan terima kasih pada petugas kesehatan.
Upaya melakukan panggilan video untuk keluarga pasien, menurut Zambon, mendapatkan apresiasi oleh pasien yang harus menghadapi perawatan di rumah sakit. Anggota keluarga pasien pun merasa terbantu karena mereka bisa mengetahui kabar orag tercinta.
Rumah Sakit Uboldo yang relatif kecil berada di wilayah Lombardy, yang telah menanggung beban epidemi tersebut. Sekitar 90 persen pasien Uboldo adalah korban virus corona. Sejak krisis dimulai, rumah sakit telah melipatgandakan jumlah tempat tidurnya untuk mencoba mengatasinya. Lebih dari 17.000 orang telah meninggal karena virus corona di Italia. Jumlah itu menjadi angka tertinggi di seluruh dunia dengan total meninggal mencapai 82.019 orang.