Kamis 09 Apr 2020 15:34 WIB

Australia Siap Bantu Negara Pasifik Terdampak Topan Harold

Topan Harold menimbulkan puluhan korban jiwa di negara Pasifik.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ani Nursalikah
Australia Siap Bantu Negara Pasifik Terdampak Topan Harold
Foto: AP
Australia Siap Bantu Negara Pasifik Terdampak Topan Harold

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Australia siap membantu negara-negara Pasifik yang terkena dampak hantaman Topan Harold. Badai dengan kecepatan lebih dari 251 kilometer per jam tersebut telah meratakan sejumlah rumah, memutus komunikasi, dan menimbulkan puluhan korban jiwa.

"(Badai) ini datang ketika negara-negara sedang kesulitan menghadapi Covid-19, oleh karena itu dukungan kami menjadi sangat penting," ujar Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne.

Baca Juga

Topan Harold menghantam Vanuatu, Fiji, dan Kepulauan Solomon. Australia mulai membantu pembersihan di Kepulauan Solomon. Selain itu, Australia juga menjanjikan bantuan tenda dan air ke Vanuatu serta Fiji.

"Kami siap memberikan bantuan lebih lanjut dengan cara apa pun, sesuai dengan kemampuan yang kami bisa" kata Payne.

Topan Harold masuk ke dalam Kategori 5, yakni kategori tingkat tertinggi. Topan tersebut dicatat sebagai peristiwa cuaca paling kuat sepanjang tahun ini.

Seorang pakar iklim independen di Vanutau, Christopher Bartlett mengatakan topan itu adalah hasil dari kejahatan perubahan iklim yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan bahan bakar fosil, dan negara-negara yang mendukung mereka. Kepulauan Pasifik yang terletak di wilayah rawan bencana, kondisinya semakin buruk dan kerap terkena dampak paling parah.

"Kepulauan Pasifik terletak di wilayah dengan banyak bencana alam, yang menjadi semakin sering dan dengan dampak yang jauh lebih buruk sebagai akibat langsung dari peningkatan gas rumah kaca di atmosfer," ujar Bartlett.

Koordinator Pacific Islands Climate Action Network, Genevieve Jiva mengatakan, krisis iklim yang terjadi di negara-negara Pasifik tidak terlepas dari sejumlah oknum yang ingin meraup keuntungan pribadi. Oleh karena itu perlu ada perubahan sistem yang tegas untuk menciptakan keadilan.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement