Senin 13 Apr 2020 15:51 WIB

Rusia Catat 2.588 Kasus Baru Virus Corona dalam Sehari

Rusia mencatat kasus virus corona terbanyak dalam sehari.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Seorang warga dan polisi berjalan melewati patung seorang fotografer yang mengenakan masker di St.Petersburg, Rusia, Selasa, (7/4). Rusia mencatat kasus virus corona terbanyak dalam sehari hingga lebih dari 2.500 kasus.
Foto: AP/Dmitri Lovetsky
Seorang warga dan polisi berjalan melewati patung seorang fotografer yang mengenakan masker di St.Petersburg, Rusia, Selasa, (7/4). Rusia mencatat kasus virus corona terbanyak dalam sehari hingga lebih dari 2.500 kasus.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW — Rusia mencatat 2.588 kasus baru virus corona Covid-19 pada Senin (13/4). Itu menjadi jumlah kasus terbanyak yang pernah dilaporkan Rusia dalam sehari. 

“Sebanyak 18.328 kasus telah tercatat di 82 wilayah Rusia. Selama 24 jam terakhir, 179 orang telah dipulangkan dari rumah sakit setelah pulih. Jumlah total pasien pulih 1.470,” kata pusat krisis Covid-19 Rusia dalam sebuah pernyataan, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Baca Juga

Rusia juga melaporkan 18 korban meninggal selama 24 jam terakhir. Dengan demikian negara tersebut memiliki 148 korban jiwa sejauh ini. 

Pekan lalu Pemerintah Rusia mengatakan akan menyiapkan 95 ribu tempat tidur untuk disalurkan ke berbagai rumah sakit. Hal itu dilakukan guna mengantisipasi melonjaknya kasus Covid-19.

“Kami telah melengkapi kembali sejumlah tempat tidur. Pada akhir bulan ini, hampir 95 ribu tempat tidur rumah sakit seharusnya siap di negara ini, dengan mempertimbangkan tempat tidur rumah sakit yang telah digunakan untuk jenis bantuan medis lain sebelumnya,” kata Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko saat diwawancara di program Vesti di stasiun televisi Rossiya-1 pada Kamis (9/4). 

Dia tak menyangkal ada tekanan cukup besar dalam menangani wabah Covid-19. “Sistem perawatan kesehatan bekerja dalam kondisi stres,” ujarnya.

Hingga saat ini, Rusia menggunakan obat anti-malaria untuk menangani pasien Covid-19. Namun, dia memperingatkan agar warga tidak mengonsumsi obat jenis itu tanpa pengawasan medis.

“Obat (anti-malaria) ini secara aktif digunakan di rumah sakit (untuk pasien Covid-19). Namun ia memiliki berbagai efek samping, sehingga Anda tidak dapat menggunakannya sendiri dalam keadaan apa pun. Ini benar-benar berbahaya,” kata Murashko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement