REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemerintah Korea Selatan mengatakan tidak ada kegiatan luar biasa yang terdeteksi di Korea Utara (Korut), Selasa (21/4). Pernyataan itu muncul setelah laporan beberapa media yang memberitakan kesehatan pemimpin Korut Kim Jong-un dalam kondisi kritis setelah operasi jantung.
"Kami tidak memiliki informasi untuk mengonfirmasi tentang rumor tentang masalah kesehatan Ketua Kim Jong-un yang telah dilaporkan oleh beberapa media," ujar juru bicara Gedung Biru, Kang Min-seok dalam pernyataan.
Gedung Biru kepresidenan mengatakan, tidak memiliki informasi tentang desas-desus tentang kesehatan Kim. Spekulasi sering muncul tentang pemimpin Korut berdasarkan kehadiran di acara-acara penting negara.
Kim yang berusia pertengahan 30-an telah melewatkan perayaan almarhum kakek dan pendiri negara, Kim Il Sung, pada 15 April. Momen itu pun menjadi hari libur paling penting di negara itu.
Setelah peristiwa itu, Kim juga belum tampil di depan umum sejak memimpin rapat biro politik Partai Buruh yang berkuasa pada 11 April. Pada pertemuan itu Kim membahas langkah-langkah pencegahan terhadap virus corona dan memilih saudara perempuannya sebagai anggota pengganti biro.
Laporan CNN yang mengutip seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan Kim dalam bahaya besar setelah operasi yang tidak diketahui. Kemudian, seorang pejabat AS lainnya mengatakan kekhawatiran tentang kesehatan Kim dapat dipercaya, tetapi tingkat keparahannya sulit terlihat.
Sedangkan laporan Daily NK mengutip sumber-sumber anonim yang mengatakan Kim pulih dari operasi jantung di ibukota Pyongyang dan kondisinya membaik. Seorang pejabat dari Badan Intelijen Nasional Seoul mengatakan, agen mata-mata itu tidak dapat mengonfirmasi apakah Kim telah menjalani operasi.
Absen Kim dari media pemerintah sering memicu spekulasi. Pada 2014, Kim menghilang dari mata publik selama hampir enam minggu sebelum muncul kembali dengan tongkat. Agen mata-mata Korsel mengatakan beberapa hari kemudian bahwa Kim memiliki kista yang diangkat dari pergelangan kakinya.