Selasa 05 May 2020 10:53 WIB

Tak Punya Perlindungan, Pribumi Brazil Minta Bantuan WHO

Bantuan yang diminta berupa dana darurat untuk bantu pribumi Brazil dari Covid-19.

Pemimpin masyarakat pribumi Brazil meminta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyiapkan dana darurat untuk membantu melindungi komunitas mereka dari ancaman wabah COVID-19 (Foto: ilustrasi pribumi Brazil)
Foto: Leo Correa/AP
Pemimpin masyarakat pribumi Brazil meminta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyiapkan dana darurat untuk membantu melindungi komunitas mereka dari ancaman wabah COVID-19 (Foto: ilustrasi pribumi Brazil)

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Pemimpin masyarakat pribumi Brazil meminta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyiapkan dana darurat untuk membantu melindungi komunitas mereka dari ancaman wabah COVID-19. Berdasarkan data, sejauh ini terdapat sebanyak 18 orang dari masyarakat pribumi Brazil yang meninggal dunia akibat terjangkit virus corona.

"Ini benar-benar kasus darurat. Masyarakat pribumi rentan dan tidak mempunyai perlindungan," kata Joenia Wapichana, perempuan pribumi pertama yang terpilih untuk Kongres Brazil, mengutip reuters, Selasa (5/5).

Baca Juga

Wapichana mengatakan, organisasi masyarakat pribumi telah mengirimkan surat kepada pimpinan WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, memohon bantuan penyediaan alat pelindung diri (APD). Pasalnya, saat ini APD tidak tersedia untuk para tenaga medis di wilayah adat.

Permohonan itu menyusul surat terbuka untuk Presiden Jair Bolsonaro yang disampaikan sejumlah pesohor, musisi, dan aktor internasional pada Ahad (3/5). Permohonan itu berisi seruan agar dia melindungi komunitas pribumi Brazil.

Seniman Ai Weiwei dan David Hockney, musisi Sting dan Paul McCartney, aktor Glenn Close dan Sylvester Stallone, serta pembawa acara Oprah Winfrey, adalah beberapa di antara pesohor yang menandatangani surat tersebut. Dalam surat disebutkan bahwa ancaman luar biasa yang harus dihadapi masyarakat pribumi Brazil diperparah dengan invasi lahan yang dilindungi suku adat oleh penambang, penebang pohon, dan peternak ilegal.

"Aktivitas terlarang itu telah meningkat beberapa pekan terakhir karena otoritas Brazil yang bertanggung jawab melindungi lahan itu tidak bisa bergerak akibat pandemi," tertulis dalam surat tersebut.

Lebih lanjut Wapichana menyebutkan bahwa Bolsonaro tidak menyertakan masyarakat pribumi ke dalam rencana nasional penanggulangan wabah COVID-19. Banyak dari masyarakat pribumi Brazil yang jumlahnya sekitar 850.000 orang tinggal di wilayah terpencil di Amazon dengan akses layanan kesehatan yang minimal atau bahkan tidak ada sama sekali.

Menteri kesehatan baru, Nelson Teich, membantah hal itu dengan menyebut bahwa perlindungan bagi pribumi adalah satu prioritas. Badan pemerintah untuk urusan masyarakat pribumi, FUNAI, juga telah menghentikan misionaris Nasrani untuk menyebar ajaran agama kepada penduduk pribumi terisolasi demi menghindari penularan corona.

sumber : Reuters/Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement