Senin 11 May 2020 05:15 WIB

Menguak Misteri Kematian Mantan Presiden Muhammad Ziaulhaq

Muhammad Ijazulhaq mengungkap konspirasi kematian eks Presiden Pakistan Ziaulhaq

Rep: Anadolu/ Red: Elba Damhuri
Mantan menteri Pakistan dan putra Muhammad Ziaulhaq yang meninggal dalam kecelakaan pesawat, Muhammad Ijaz-ul-Haq (kiri) berbicara untuk wawancara eksklusif dengan Anadolu Agency di Islamabad, Pakistan pada 29 Januari 2020 . (Muhammed Semih Uğurlu - Anadolu Agency)
Foto:

AA: Apa sebenarnya yang dikatakan Jenderal Zia kepada Rajiv Gandhi, kita telah mendengar bahwa dia mengancamnya dengan serangan nuklir?

MI: Penasihat Rajiv Gandhi telah menulis semua ini secara terperinci dalam bukunya dan itu adalah bagian dari sejarah. Raja Zafrul Haq, seorang menteri informasi yang menemani ayah saya ke India, juga menceritakan kisah yang sama.

Ayah saya diberitahu oleh badan intelijen bahwa seperempat juta tentara India telah pindah ke perbatasan dan mereka bersiap untuk menyerang Pakistan kapan saja. Itu bisa terjadi dalam waktu 48 jam atau dalam 72 jam. Jadi, dia mendorong Rajiv Gandhi untuk memberinya kesempatan menyaksikan pertandingan kriket Pakistan-India di kota Jaipur, India.

Perdana Menteri India itu pada awalnya tidak siap menerima Presiden Pakistan di bandara tetapi harus diyakinkan dulu oleh rekan-rekannya untuk melakukannya.

Sebelum berangkat, ayah saya, sambil mengucapkan selamat tinggal pada Gandhi berkata: "Tuan Rajiv, jika Anda ingin menyerang Pakistan, lakukanlah. Tetapi perlu diingat bahwa dunia ini akan melupakan Halaku Khan dan Changez Khan dan hanya akan mengingat Ziaulhaq dan Rajiv Gandhi karena ini bukan perang konvensional melainkan perang nuklir. Dalam situasi ini, Pakistan mungkin dihancurkan, tetapi umat Islam akan tetap ada di dunia; tetapi dengan kehancuran India, Hindu akan lenyap dari muka bumi ini."

Raja Zafrul Haq mengatakan bahwa kami semua takut. Bahwa ada orang gila, pergi ke India dalam situasi yang tegang ketika mereka sedang mempersiapkan serangan dan dia menonton pertandingan kriket dan kemudian secara bersamaan memberikan ancaman. Tapi ketika ayahku naik ke pesawat, dia santai dan tertawa seperti biasa. Dia bilang pada Raja, jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja.

AA: Abdul Rab Rasul Sayyaf [pemimpin Afghanistan] pernah mengatakan kepada saya bahwa Zia telah menceritakan kepadanya bahwa AS ingin membunuhnya dan itulah alasannya dia membawa duta besar AS ke mana-mana. Seberapa jauh pernyataan ini benar? Apakah Anda mendengar sesuatu seperti ini dari dia?

MI: Tidak juga. Maksudku, dia tidak membawanya ke mana-mana. Tetapi dia diberitahu untuk tidak bepergian pada masa itu. Pada 12 Agustus, dia pergi ke Lahore untuk meresmikan jembatan. Tapi perjalanan yang satu ini ke Bahawalpur, dia tidak pernah mau. Tapi dia terpaksa pergi ke sana. Menteri Dalam Negeri saat itu Aslam Khattak mengatakan bahwa mereka memperingatkannya bahwa ada ancaman terhadap nyawanya dan dia seharusnya tidak bepergian.

AA: Apakah benar bahwa Jenderal Mirza Aslam Beg juga ada dalam daftar orang yang akan menemani ayah Anda?

MI: Wajar bila ada begitu banyak perwira senior yang naik pesawat yang sama, satu-satunya wakil kepala pasukan mengatakan dia tidak datang dengan pesawat ini. Jadi, ayah saya bertanya kepadanya, ketika dia berdiri di sana untuk melihatnya. Dia bilang dia akan pergi ke Multan atau apalah, katanya dia punya pesawatnya. Ayah saya berkata, baiklah, silakan saja.

AA: Kecelakaan udara ini dikaitkan dengan mangga. Banyak orang bahkan membuat fiksi peristiwa itu. Apa kebenaran dibalik mangga?

MI: Teori mangga itu benar. Ada ledakan di peti mangga. Para konspirator telah menggunakan gas untuk melukai pilot, bahan peledak di krat mangga dan proyektil yang menabrak pesawat dari luar.

AA: Tekanan apa saja yang Anda hadapi?

MI: Seperti yang saya katakan, saya menghadapi tekanan untuk tidak mengejar kasus ini. Saya diberitahu, jika Anda ingin mengejar karir di bidang politik, menjauhlah dari kasus ini.

AA: Apakah ada ancaman dari AS?

MI: Ya, ada ancaman tidak langsung dari AS.

 

sumber : Anadolu Agency
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement