Selasa 12 May 2020 01:05 WIB

De Blasio: 38 Anak di New York Didiagnosa Penyakit Langka

Penyakit langka tersebut memiliki gejala mirip penyakit Kawasaki

Rep: Abdurrahman Rabbani/ Red: Nidia Zuraya
Suasana arus lalu lintas di Amsterdam Avenue, New York, Amerika Serikat, Ahad (5/4). Puluhan anak-anak di New York didiagnosa penyakit langka.
Foto: EPA-EFE/Peter Foley
Suasana arus lalu lintas di Amsterdam Avenue, New York, Amerika Serikat, Ahad (5/4). Puluhan anak-anak di New York didiagnosa penyakit langka.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – Wali Kota New York Bill de Blasio mengatakan dokter kesulitan mendiagnosis penyakit langka yang menyerang sebanyak 38 anak di New York City, Ahad (10/5). Namun, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, kasus penyakit Kawasaki telah menyerang anak-anak berusia lima tahun ke bawah.

Penyakit ini telah menyebabkan radang pada jantung dan pembuluh darah. Gejala khas termasuk demam, ruam, pembengkakan tangan dan kaki, iritasi dan kemerahan pada bagian putih bola mata, pembengkakan kelenjar getah bening di leher dan iritasi dan radang pada mulut, bibir dan tenggorokan.

Baca Juga

Namun, belum ada indikator resmi untuk mendiagnosis penyakit mematikan itu dan kini petugas kesehatan berusaha keras untuk mengidentifikasi anak-anak yang mungkin terkena dampaknya.

“Dari kasus-kasus yang telah diverifikasi, 47 persen dari anak-anak yang terlibat dinyatakan positif virus corona pada saat itu dari mereka yang dites negatif, 81 persen memiliki antibodi,” kata de Blasio dilansir dari Fox News pada Senin (11/5).

“Cukup untuk mengatakan bahwa, selama 10 minggu terakhir, sepanjang hari, setiap hari, kita semua telah berbicara tentang virus corona tanpa henti dan melihat begitu banyak elemen berbeda di sekitarnya, dan tantangan khusus ini pada anak-anak muncul secara harfiah beberapa hari yang lalu," katanya.

Komisaris Kesehatan Kota Oxiris Barbot mengatakan hal penting yang dapat dilakukan pemerintah saat ini adalah memaksimalkan jumlah orang yang dites. “Tanggapan ini telah terhambat oleh kurangnya akses universal untuk pengujian. Saya pikir itu adalah satu cara tambahan untuk mewujudkannya,” kata Oxiris Barbot.

Wali Kota De Blasio juga menyesalkan terbatasnya jumlah dosis yang tersedia dari remdesivir, obat percobaan untuk melawan Covid-19. Pemerintah federal telah menyediakan sekitar 500 ribu dosis obat untuk dibagikan ke negara-negara bagian, dan New York City telah menerima sekitar 4.000 dosis obat remdesivir.

Del Blasio meminta kepada Presiden Donald Trump untuk mendapatkan lebih banyak obat tersebut. “Kami membutuhkan jumlah itu dengan sangat intensif. Faktanya, kita membutuhkan sekitar 10 kali lebih banyak untuk memulai,” kata de Blasio.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement