REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Sejumlah pria bersenjata menyerbu sebuah rumah sakit bersalin di bagian barat ibu kota Afghanistan, Kabul dan melakukan baku tembak selama berjam-jam dengan polisi pada Selasa (12/5). Insiden itu menewaskan 16 orang, termasuk diantaranya dua bayi yang baru lahir, ibu dua bayi tersebut, dan sejumlah perawat.
Berdasarkan foto-foto dari Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, tampak dua anak kecil yang terbaring tak bernyawa di dalam rumah sakit. Foto lainnya menunjukkan seorang wanita yang meninggal dunia dengan mendekap erat bayinya. Reuters mengkonfirmasi seorang perawat selamat dan telah dilarikan ke rumah sakit lain untuk mendapatkan perawatan intensif.
Pasukan keamanan segera melakukan evakusi terhadap lebih dari 80 wanita dan bayi dari klinik bersalin yang dijalankan oleh badan amal Doctors Without Borders (MSF). Jur bicara Kementerian Dalam Negeri, Tareq Arian mengatakan, tiga warga negara asing termasuk di antara yang telah dievakuasi.
Belum diketahui alasan klinik bersalin di Dashti Barchi menjadi sasaran serangan. Arian menyebut serangan itu merupakan tindakan melawan kemanusiaan dan kejahatan perang. Para pejabat mengatakan, tiga penyerang mengenakan seragam polisi memasuki klinik tersebut dan melempar granat serta melakukan penembakan.
Seorang dokter anak yang berhasil melarikan diri dari rumah sakit mengatakan, dia mendengar suara ledakan keras di pintu masuk klinik. Ketika itu, rumah sakit penuh dengan pasien dan dokter.
"Rumah sakit itu penuh dengan pasien dan dokter, ada kepanikan di dalam," ujar dokter yang tidak mau disebutkan namanya, dilansir Aljazirah.
Sejumlah anggota keluarga pasien berdatangan ke rumah sakit untuk mengetahui kondisi kerabat mereka. Seorang petugas membacakan nama-nama pasien serta tenaga medis yang telah dievakuasi ke rumah sakit lain.
Dashti Barchi merupakan rumah bagi anggota komunitas Hazara Afghanistan yang merupakan minoritas Muslim Syiah. Pada masa lalu, komunitas ini telah diserang oleh kelompok ISIS. Amnesty Internasional mengutuk serangan penembakan di rumah sakit bersalin tersebut. Selain itu, sejumlah negara seperti Inggris, Jerman, Turki, dan Pakistan juga mengutuk serangan itu.
"Kejahatan perang yang tidak berbelas kasihan di Afghanistan hari ini, menargetkan rumah sakit bersalin dan pemakaman, harus menyadarkan dunia akan kengerian yang terus dihadapi warga sipil. Harus ada pertanggungjawaban atas kejahatan berat ini," ujar Amnesty Internasional dalam sebuah pernyataan.