REPUBLIKA.CO.ID, KABUL — Amerika Serikat (AS) menuding ISIS bertanggung jawab atas serangan terhadap rumah sakit bersalin di Kabul, Afghanistan, pada Selasa (12/5) lalu. Washington menyebut kelompok itu berupaya memicu perang sektarian seperti di Irak.
Menurut Perwakilan Khusus AS untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad, ISIS menentang perjanjian perdamaian antara Taliban dan Pemerintah Afghanistan. “Daripada jatuh ke dalam perangkap ISIS dan menunda perdamaian atau menciptakan rintangan, rakyat Afghanistan harus bersatu untuk menghancurkan ancaman ini dan mengejar peluang perdamaian bersejarah,” kata dia melaui akun Twitter pribadinya pada Kamis (14/5).
Ia menilai tak ada lagi alasan untuk mencapai perdamaian. “Rakyat Afghanistan dan dunia layak mendapatkan yang lebih baik,” ujar Khalilzad.
Pada Selasa lalu, sekelompok pria bersenjata menyerang sebuah rumah sakit bersalin di Kabul. Sebanyak 14 orang meninggal dan dua di antaranya adalah bayi yang baru saja lahir. PBB pun mengutuk insiden tersebut.
“Ini memunculkan keyakinan bahwa tindakan keji seperti itu dapat dilakukan ketika Afghanistan sedang dikoyak oleh pandemi Covid-19,” kata Koordinator Kemanusiaan PBB di Afghanistan Toby Lanzer.
Dia menegaskan bahwa warga sipil yang menerima perawatan di rumah sakit, petugas kesehatan, infrastruktur medis, dan pekerja bantuan dilindungi Hukum Humaniter Internasional. “Pelanggaran harus diselidiki dan mereka yang berada di balik serangan itu dibawa ke pengadilan,” ujarnya.