REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Sebuah rumah duka di Barcelona telah menutup kamar mayat sementaranya di lahan parkir. Pendirian tempat menaruh peti mati sementara ini sebelumnya dilakukan akibat meluapnya korban wabah virus corona di kota Spanyol.
Peti mati terakhir telah diselesaikan dan dimakamkan pada Ahad (17/5). Pembukaan rumah duka di parkiran awalnya terjadi akibat lebih dari 3.200 korban Covid-19 mengisi kamar mayat dalam 53 hari saja.
Melihat lonjakan kematian sejak Maret, rumah duka yang dikelola oleh perusahaan swasta Memora mengatakan, perusahaan memutuskan untuk memanfaatkan ruang di parkiran. Mereka mengondisikan untuk menyimpan mayat di dalam peti mati dengan aman.
"Kami memasang unit pendingin untuk mendapatkan kondisi yang sama di dalam rumah duka," kata juru bicara perusahaan, Fernando Sanchez.
Karantina wilayah ketat dua bulan di Spanyol telah berhasil memperlambat penularan dan jumlah kematian harian secara nasional. Jumlah kematian turun lebih dari 900 pada titik terburuk menjadi di bawah 100 pada Ahad. Dengan demikian, lahan parkir pun tidak perlu digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara lagi.
Sanchez mengatakan, rumah pemakaman akan membuka kembali bagian garasi parkir untuk keperluan umum. Namun, dia menyatakan unit pendingin masih akan berada di tempatnya untuk berjaga-jaga jika fasilitas diperlukan lagi dalam beberapa bulan mendatang ketika pihak berwenang telah memperingatkan bahwa gelombang infeksi lain dapat muncul.
Barcelona dan wilayah Katalunya di sekitarnya hanya di urutan kedua setelah Madrid dalam jumlah kematian akibat virus dan infeksi di Spanyol. Katalunya telah mengonfirmasi hampir 6.000 kematian dan lebih dari 54 ribu infeksi virus.
Limpahan korban di Madrid juga terjadi. Pejabat kota memutuskan untuk mengubah gelanggang es menjadi kamar mayat sementara. Tempat ini telah ditutup bulan lalu untuk dialihfungsikan.