REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan, virus corona diyakini telah menyebar ke seluruh Yaman. Sistem kesehatan yang telah jatuh akibat konflik dapat memperburuk krisis di negara tersebut.
"Yaman benar-benar berada di tepi jurang saat ini, situasinya memprihatinkan dan sistem kesehatan mereka pada dasarnya telah hancur," ujar juru bicara PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), Jens Laerke, dilansir Aljazirah.
Laerke mengatakan, para pekerja kemanusiaan terpaksa menolak beberapa pasien karena tidak memiliki pasokan peralatan perlindungan pribadi dan tabung oksigen yang memadai. Pusat perawatan virus corona utama di Yaman selatan telah mencatat setidaknya 68 kematian dalam dua minggu. Badan amal medis, Medecins Sans Frontieres (MSF) mengatakan, jumlah kematian tersebut meningkat dua kali lipat dari sebelumnya dan diprediksi akan terus bertambah.
Laerke mengatakan, sebuah pesawat yang membawa bantuan internasional telah mendarat di Aden pada Kamis lalu, bertepatan dengan rotasi wilayah udara. Pesawat tersebut membawa sejumlah peralatan medis dan tenaga medis untuk membantu menangani pasien infeksi virus corona di Yaman.
Laerke mengatakan, PBB akan berupaya mengirimkan bantuan dana sebesar 2 miliar dolar AS. Sejauh ini sebanyak 677 juta dolar AS telah disumbangkan kepada Yaman. Jumlah tersebut cukup kecil dibandingkan dengan 2019 yang mencapai lebih dari 4 miliar dolar AS.
"Kami mendesak para negara donor berkomitmen untuk memberikan dukungan dana lebih awal, karena Yaman sangat, sangat kekurangan dana," kata Laerke.
Konflik yang terjadi di Yaman telah menewaskan puluhan ribu orang, dan sebagian besar adalah warga sipil. PBB mengatakan, sekitar 24 juta warga Yaman atau dua pertiga dari populasi di negara tersebut bergantung pada bantuan kemanusiaan.