REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Empat media terbesar Brasil memboikot Presiden Jair Bolsonaro dengan menarik reporter mereka dari liputan di Istana Alvorada. Hal ini dilakukan karena para pendukung Bolsonaro menyerang wartawan secara verbal dengan sebutan "pembohong", "sampah", dan "komunis".
Organizacoes Globo, pemilik jaringan terbesar TV Globo beserta surat kabar O Globo dan Valor Economico, TV Bandeirantes, Folha de S Paulo, dan Estado de S Paulo memutuskan untuk berhenti meliput Presiden Bolsonaro. Serangan terhadap jurnalis semakin meningkat ketika Bolsonaro menuai kritik karena lalai menangani pandemi virus corona.
Para pendukungnya menilai, kritik media terhadap Bolsonaro merupakan upaya untuk menggulingkannya. Pada 3 Mei, para demonstran menyerang seorang fotografer dan memukulinya.
Harian Folha mengatakan mereka akan melanjutkan peliputan ketika ada jaminan untuk memastikan keamanan para jurnalis. Sementara, Globo mengirimkan surat kepada penasihat keamanan nasional, Augusto Heleno, dan menyatakan para jurnalisnya tidak akan pergi meliput di kediaman Bolsonaro karena situasinya tidak aman.
Kantor Heleno mengatakan, dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya telah mengambil langkah untuk menjamin keamanan yang memadai. Sehari-hari biasanya Bolsonaro berhenti di pintu gerbang kediamannya untuk menyapa dan berbicara dengan para pendukungnya. Ketika itu, para pendukungnya kerap melontarkan ejekan kepada para jurnalis yang meliput Bolsonaro.