REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India melonggarkan lockdown yang telah berlangsung selama dua bulan. Hanya saja, keputusan itu justru mengantarkan banyak pasien ke rumah sakit akibat penularan virus corona.
"Kami mendapatkan semakin banyak orang setiap hari baik dalam jumlah maupun dalam keparahan penyakit," kata direktur bagian perawatan kritis rumah sakit Max Super Speciality Hospital, Arun Dewan.
Dewan menjelaskan, sebagai rumah sakit pusat Covid-19 terbesar, tempatnya mulai melihat lonjakan jumlah pasien. Dia bahkan tidak melihat garis akhir dari kondisi tersebut. Terlebih lagi, ketika jumlah korban naik, daftar tunggu pasien bertambah cepat.
Pandemi virus corona telah menewaskan lebih dari 4.500 orang dan menginfeksi lebih dari 150.000 di seluruh India. Sementara kasus virus corona mulai menurun di banyak negara, India justru mencatat peningkatan tajam. Para ahli epidemiologi memperingatkan bahwa puncak kasus virus corona belum terjadi.
Kekhawatiran semakin meningkat ketika nasib 1,3 miliar orang terancam dengan pelonggaran pembatasan kegiatan. Sistem perawatan kesehatan akan terbebani dan menangani lonjakan dengan sekitar 6.000 infeksi baru terdeteksi setiap hari pada pekan ini.
Kondisi itu adalah pertama kalinya dalam 35 tahun karir Dewan dalam memerangi pandemi berskala besar. "Tenaga kerja akan menjadi tantangan terbesar. Kami telah mencapai batasnya," katanya.