REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- New York City, Amerika Serikat, telah mengumumkan rencana melonggarkan pembatasan sosial yang selama ini diberlakukan untuk menekan penyebaran virus corona. Wali Kota New York, Bill de Blasio, menyatakan akan ada beberapa tahap untuk pelonggaran yang dilakukan.
"Kita sekarang benar-benar dalam posisi untuk mulai berbicara tentang membuka pembatasan, langkah demi langkah, fase demi fase," ujar de Blasio, dikutip Aljazirah, Kamis (28/5).
Dalam upaya pertama, de Blasio memperkirakan antara 200.000 hingga 400.000 orang akan kembali bekerja. Dia mengharapkan tahap pertama pembukaan kembali akan diumumkan pada pekan pertama atau kedua Juni.
Pelonggaran itu akan membuka empat sektor bisnis, yaitu, konstruksi, manufaktur, pemasok grosir, dan ritel yang tidak penting. "Itu adalah empat bagian keseluruhan dari ekonomi kita, manufaktur, konstruksi, grosir, dan bagian ritel yang belum dibuka lagi dengan pembatasan," katanya.
Pekan depan, New York akan meluncurkan serangkaian inisiatif untuk membantu bisnis buka kembali, termasuk panduan industri dan hotline memulai kembali bisnis. Pihak berwenang akan memantau kepatuhan bisnis dengan membuka kembali panduan dengan melakukan kunjungan acak.
New York telah menjadi pusat wabah virus corona di AS, meskipun Navajo Nation memiliki tingkat infeksi per kapita yang lebih tinggi. Gubernur New York, Andrew Cuomo, mengatakan lebih banyak upaya diperlukan sebelum kota dibuka kembali. Transportasi umum harus didisinfeksi secara menyeluruh dan rutin, serta pelacakan kontak harus ditingkatkan.
"New York City, kita harus membuat lebih banyak kemajuan pada beberapa metrik. Kita harus membuat lebih banyak kemajuan pada apa yang disebut pelacakan kontak, yang sangat penting. Setelah Anda menguji, siapa pun yang positif, Anda melacak kembali kontak itu dan Anda mengisolasi diri," kata Cuomo.
Perhatian yang lebih besar harus diberikan pada titik-titik rentan di dalam kota. Biasanya wilayah itu mencakup daerah-daerah dengan populasi berpenghasilan rendah dan minoritas yang lebih tinggi.
"Karena jika Anda melihat New York City, ada cerita yang sangat berbeda di dalam kota," kata Cuomo.