REPUBLIKA.CO.ID, WUHAN -- Wuhan dinyatakan sebagai kota yang aman dari virus corona setelah dilakukan pengujian terhadap 10 juta penduduknya. Dari hasil pengujian, ditemukan 300 kasus positif tanpa gejala.
Sementara, dari 1.174 orang yang melakukan kontak langsung dengan pasien virus korona hasil tesnya negatif. Wakil Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, Feng Zijian mengatakan, hasil tes massal tersebut memberikan ketenangan kepada penduduk Wuhan.
"Itu tidak hanya membuat orang-orang Wuhan merasa tenang, tetapi juga meningkatkan kepercayaan diri orang-orang di seluruh China," ujar Feng.
Virus corona pertama kali muncul di Wuhan pada Desember 2019. Virus itu diduga berasal dari hewan yang dijual di pasar basah di kota tersebut. Wuhan menyumbang 80 persen kematian akibat virus corona secara nasional. Kota tersebut telah memberlakukan lockdown secara ketat selama lebih dari dua bulan.
Anggota tim ahli Komisi Kesehatan Nasional, Li Lanjuan mengatakan, Wuhan telah menyelesaikan 9,9 juta tes dari 14 Mei hingga 1 Juni. Jika jumlah pengujian sebelumnya digabungkan maka 11 juta penduduk Wuhan telah dites virus corona.
"Kota Wuhan aman," ujar Li.
Uji coba massal di Wuhan dimulai setelah kasus virus corona ditemukan di kompleks perumahan. Hal itu memicu kekhawatiran munculnya gelombang kedua, ketika kota tersebut mulai melonggarkan lockdown. Uji coba massal itu menelan biaya sekitar 900 juta yuan atau 125 juta dolar AS.
Wakil Direktur Komisi Kesehatan Wuhan, Wang Weihua mengatakan, sumber daya nasional telah dimobilisasi untuk membantu pengujian massal. Dengan demikian diharapkan kapasitas pengujian harian di Wuhan dapat ditingkatkan dari 300.000 menjadi lebih dari satu juta.