Ahad 21 Jun 2020 00:20 WIB

Turki: Covid-19 Makin Sulitkan Kehidupan Para Pengungsi

Turki mengeklaim sebagai negara penampung pengungsi terbesar dunia.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Reiny Dwinanda
Pengungsi menghangatkan diri di dekat api di area tenda pengungsian di Elazig, Turki, Ahad (26/1).
Foto: Umit Bektas/Reuters
Pengungsi menghangatkan diri di dekat api di area tenda pengungsian di Elazig, Turki, Ahad (26/1).

REPUBLIKA.CO.ID, ANTALYA -- Pemerintah Turki mengeluarkan sikap dalam peringatan Hari Pengungsi Dunia pada Sabtu (20/6). Turki mengajak komunitas internasional menunjukkan solidaritas pada pengungsi dan pencari suaka.

Pemerintah Turki merasa prihatin dengan pengungsi yang mesti jalani hidup penuh kekurangan kala pandemi Covid-19. Turki berharap peringatan kali ini mengarah pada penurunan jumlah pengungsi.

Baca Juga

"Harus ada solusi jelas dalam hal kualitas dan kuantitas akan bertambah dan solidaritas dengan pengungsi serta negara asalnya harus meningkat," tulis pernyataan resmi Kemenlu Turki dilansir Anadolu Agency pada Sabtu, (20/6).

Turki mengatakan Covid-19 makin menyulitkan hidup para pengungsi. Mereka kini butuh bantuan lebih banyak menyangkut peralatan perlindungan dan tes corona massal.

photo
Pengungsi berjalan di perbatasan Turki-Yunani pada Ahad (1/3). Turki memutuskan untuk tak lagi menghalangi arus imigran ke Eropa. - (Erdem Sahin/EPA)

Turki menyatakan telah mengambil upaya perlindungan pengungsi dari Covid-19. Turki selama ini mengeklaim sebagai negara penampung pengungsi terbesar dunia sejumlah empat juta orang, mayoritas dari Suriah.

"Meningkatkan taraf hidup sekaligus menemukan solusi bagi pengungsi dan pencari suaka merupakan tangggung jawab bersama komunitas internasional."

Turki mengajak komunitas internasional, khususnya negara donor untuk mengambil langkah nyata menuntaskan masalah pengungsi. Sebab hal ini ialah tanggung jawab bersama umat manusia.

"Semua negara harus menghormati tanggung jawab yang disepakati dalam konvensi internasional HAM dan konvensi Genewa 1951," ujar Kemenlu Turki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement