REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Kementerian Kesehatan Brasil melaporkan, hampir 50.000 orang telah meninggal akibat virus corona. Jumlah tersebut tercatat setelah penambahan 1.022 kematian dalam 24 jam terakhir dan menjadikan negara itu pusat penyebaran kedua di dunia, Sabtu (20/6).
Sebanyak 49.976 orang telah meninggal karena Covid-19 di Brasil, dengan total 1.067.579 kasus yang dikonfirmasi. Hanya Amerika Serikat (AS) yang mencatat lebih banyak kematian dan kasus dari negara tersebut.
Brasil mengkonfirmasi kasus pertama virus corona pada 26 Februari dan melewati 1 juta kasus pada Jumat (19/6). Para ahli mengatakan, angka sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan karena kurangnya pengujian yang meluas kepada warga.
Penyebaran virus corona tanpa henti sejak pertama kali tiba di negara itu. Kondisi itu telah mengikis dukungan untuk Presiden sayap kanan, Jair Bolsonaro, dan meningkatkan kekhawatiran keruntuhan ekonomi setelah bertahun-tahun pertumbuhan yang lesu.
Bolsonaro telah banyak dikritik karena penanganannya terhadap krisis virus corona. Negara itu masih belum memiliki menteri kesehatan permanen setelah kehilangan dua menterinya sejak April, akibat perselisihan seputar penangan virus corona dengan presiden.
Presiden Brasil menentang penerapan jarak sosial dan menyebutnya tindakan mematikan pekerjaan lebih berbahaya daripada virus itu sendiri. Dia juga mempromosikan dua obat anti-malaria sebagai obat, klorokuin dan hidroksiklorokuin, meskipun obat tersebut memiliki bukti yang lemah dapat bekerja melawan Covid-19.
Brasil bukan satu-satunya negara di Amerika Latin yang dilanda wabah. Pada Sabtu, wilayah tersebut melewati 2 juta kasus, dengan 2.004.019 yang terdaftar menurut penghitungan.