REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia akan menahan dan mendakwa awak kapal Vietnam yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal, Rabu (24/6). Langkah itu kali pertama dilakukan setelah pemerintah berkali-kali hanya mengusir kapal.
Vietnam dan negara tetangganya telah bertahun-tahun terlibat dalam perselisihan tentang penangkapan ikan di Laut China Selatan, yang sebagian besar diklaim oleh China. Sedangkan Brunei, Malaysia, Vietnam, Filipina dan Taiwan, memiliki klaim yang tumpang tindih dalam perairan itu.
Malaysia biasanya mengusir kapal-kapal Vietnam yang ditemukan sedang menangkap ikan di perairannya. Namun, direktur jenderal Badan Penegakan Maritim Malaysia (MMEA), Mohd Zubil Mat Som, menyatakan, sekarang pemerintah akan menangkap pelaku setelah pelacakan menunjukan jumlah yang lebih tinggi setelah penyebaran virus corona pada pertengahan Maret.
Petugas penjaga juga akan memberikan tembakan peringatan ke arah kapal-kapal Vietnam yang melakukan manuver berbahaya untuk melarikan diri atau gagal mematuhi arahan MMEA. "Mereka telah menjadi duri terus-menerus di pihak kami dan kami ingin mereka keluar," kata Zubil.
Zubil mengatakan, pihak berwenang mencari hukuman yang lebih berat bagi pelaku yang telah mendapatkan tuntutan. Dengan ancaman terbaru tersebut, Kementerian Luar Negeri Vietnam belum memberikan komentar.
Sejak 19 Maret, MMEA telah mencatat 88 kasus yang melibatkan kapal-kapal Vietnam. Salah satu peristiwa terbaru, pihak berwenang menahan kapal tanker yang terdaftar di Thailand yang diduga memasok bahan bakar, makanan, dan barang-barang lainnya ke kapal penangkap ikan Vietnam pekan lalu.