REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Ketua Parlemen Libya berbasis di Tobruk, Akeela Saleh, mengatakan rakyat Tripoli akan meminta intervensi militer Mesir jika diperlukan, Rabu (24/6). Mesir dinilai akan dapat membantu melawan kelompok yang berlawanan.
"Kami akan meminta intervensi angkatan bersenjata Mesir untuk mendukung tentara Libya jika Sirte diserang," ujar Saleh kepada kantor berita Mesir, MENA.
Saleh mengatakan, bahwa intervensi Mesir akan sah di bawah mandat rakyat Libya. Mereka dinilai dapat membantu tentara Libya melawan milisi bersenjata yang membahayakan. Milisi bersenjata yang dimaksud Saleh adalah pasukan berbasis di Tripoli. Seperti diketahui pemerintahan dan pasukan di Tripoli yang diakui PBB mendapat dukungan penuh dari Turki.
Akhir pekan lalu, Presiden Mesir, Abdul Fattah al-Sisi, mengatakan, negaranya memiliki hak yang sah untuk campur tangan di Libya. Bahkan, dia menegaskan, tentaranya akan siap untuk melakukan misi di negara tetangga jika diperlukan.
Sisi mengatakan, Mesir selalu enggan untuk campur tangan di Libya dan menginginkan solusi politik untuk konflik yang terjadi. Namun, dia menilai, situasi saat ini telah berbeda.
"Jika beberapa orang berpikir bahwa mereka dapat melintasi garis depan Sirte-Jufra, ini adalah garis merah bagi kita," kata Sisi.
Komentar Sisi datang di tengah ketegangan atas intervensi regional yang dilakukan Turki di Libya. Dia juga memperingatkan, pasukan yang setia kepada GNA di Tripoli untuk tidak melewati garis depan saat ini menyerang Libyan National Army (LNA) yang merupakan pasukan Khalifa Haftar. Turki mendukung GNA, sedangkan pasukan Haftar didukung oleh Rusia, Uni Emirat Arab, dan Mesir.