REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — Pihak berwenang China mengeluarkan peringatan wabah pes dan melarang konsumsi daging hewan tertentu pada Senin (6/7). Langkah itu dilakukan menyusul adanya kasus penyakit yang diduga berasal dari wabah virus tersebut di sebuah rumah sakit di wilayah Mongolia.
Komite kesehatan Bayan Nur, kota di wilayah Mongolia mengeluarkan peringatan tingkat ketiga, terendah kedua dalam sistem empat tingkat. Peringatan itu melarang kegiatan berburu dan mengonsumsi daging hewan yang bisa membawa wabah.
Masyarakat juga diminta untuk melaporkan jika mengalami gejala atau kondisi yang diduga terkait dengan wabah pes. Di antaranya adalah demam tanpa sebab yang jelas, termasuk melaporkan setiap tikus dan marmut yang sakit atau mati.
Wabah pes pertama kali dikenal pada abad pertengahan sebagai salah satu varian wabah dari pandemi Black Death. Penyakit itu sangar menular, yang biasanya menyebar melalui kutu pada tikus, marmut, dan hewan pengerat lainnya yang sudah terinfeksi. Setelah tikus tersebut mati, kutu menggigit manusia dan menyebarkan penyakit.
Ada tiga varian penularan dari Black Death. Pertama yang paling umum adalah pes yang membuat pembengkakan kelenjar getah bening (Bubo) muncul di leher, ketiak, ataupun pangkal paha orang yang terinfeksi. Penyakit itu tumbuh dengan berbagai ukuran, dimulai dari sebesar telur hingga sebesar apel.
Meskipun beberapa orang selamat, wabah penyakit itu biasanya hanya memberikan harapan hidup satu minggu pada orang yang terinfeksi. Varian kedua adalah wabah Pneumonia yang menyerang sistem pernapasan dan disebarkan hanya dengan menghirup udara yang dihembuskan oleh orang yang terinfeksi. Itu jauh lebih mematikan dibanding wabah Pes, harapan hidup hanya dapat diukur dalam satu atau dua hari.
Varian ketiga merupakan penularan wabah Septicemia, wabah itu menyerang sistem darah. Berbeda dengan kedua wabah lainnya, varian ini dapat menyebar melalui gigitan serangga atau hewan pengerat yang telah terinfeksi, atau melalui kontak dengan manusia yang telah terinfeksi lainnya.
Peringatan terbaru atas wabah pes mengikuti empat kasus wabah yang dilaporkan pada orang-orang dari Mongolia pada November tahun lalu. Termasuk dua wabah pneumonia, varian wabah yang mematikan.
Kasus wabah pes tidak jarang terjadi di China, tetapi wabah semakin jarang terjadi. Dari 2009 hingga 2018, China melaporkan 26 kasus dan 11 kematian.