REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kedutaan Besar China untuk Australia mengatakan peringatan Negeri Kanguru pada warganya di China 'benar-benar konyol dan disinformasi'. Sebelumnya Australia memperingatkan warganya yang berada di Negeri Tirai Bambu berhati-hati dengan penangkapan sewenang-wenang.
"Orang asing di China, termasuk Australia, selama mereka mematuhi hukum China, tidak perlu khawatir sama sekali," kata Kedutaan China dalam situs resminya, Rabu (8/7).
Australia memperbarui peringatan terbang ke China setelah Beijing menerapkan undang-undang keamanan di Hong Kong. Hubungan kedua negara memburuk sejak Australia menuduh China ikut campur dalam urusan domestik mereka.
Negeri Kanguru khawatir dengan pengaruh China di kawasan Pasifik. Australia pun mendorong penyelidikan independen terhadap sumber virus corona yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, China tahun lalu.
Hasil jajak pendapat yang digelar bulan lalu menunjukan kepercayaan warga Australia pada China tahun ini turun drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini hanya 23 persen responden yang mengatakan percaya Beijing bertindak secara bertanggung jawab.
Angka itu turun drastis dibandingkan dua tahun sebelumnya yang sebesar 53 persen. Jajak pendapat itu juga menemukan walaupun Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak populer di masyarakat Australia, tapi semakin banyak warga Australia yang mendukung kerja sama dengan Washington terutama dibidang keamanan.
"Kepercayaan pada mitra dagang terbesar kami, China, turun drastis, kepercayaan pada Pemimpin China Xi Jinping lebih jatuh lagi," tulis direktur eksekutif Lowy Institute Michael Fullilove dalam laporan jajak pendapat tersebut.