REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Angka kasus infeksi virus corona di Filipina tebus 50 ribu. Setelah negara itu membuka kembali aktivitas ekonomi untuk menghindari resesi tapi masih kesulitan menahan laju penyebaran.
Departemen Kesehatan Filipina melaporkan 2.539 kasus baru. Sehingga total jumlah kasus infeksi di negara itu menjadi 50.359 dan 1.314 pasien diantaranya meninggal dunia.
Filipina negara kedua dengan jumlah kasus positif terbanyak di Asia Tenggara setelah Indonesia. Jika digabungkan total kasus infeksi di dua negara sudah melewati China.
Mulai 1 Juni Presiden Filipina Rodrigo Duterte sudah mulai melonggarkan lockdown di ibu kota Filipina. Keputusan ini diambil setelah perekonomian negara itu pada kuartal pertama tahun ini mengalami penyusutan.
Dilansir The Associated Press, Filipina pun mengalami kontraksi ekonomi untuk pertama kalinya setelah dua dekade. Pemerintah bidang ekonomi mengatakan pada kuartal kedua perekonomian mungkin semakin menurun dan menuju ke resesi.
"Saya pikir kami tidak memiliki alternatif selain membuka kembali ekonomi, jika kami tidak membukanya kembali mungkin kami masih hidup tapi kami akan mati karena tidak punya pekerjaan, kami mencari keseimbangan," kata juru bicara Kantor Kepresidenan Filipina Harry Roque, Rabu (8/7).
Dalam pidatonya Duterte mengisyaratkan akan berhati-hati dalam melanjutkan proses pelonggaran kebijakan pandemi virus corona. Ia mengatakan tidak akan seberani Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Brasul Jair Bolsonaro.
Bolsonaro yang meremehkan resiko tertular virus korona telah dinyatakan positif terinfeksi Covid-19. Saat ini AS dan Brasil menjadi negara pertama dan kedua dengan jumlah kasus terbanyak di seluruh dunia.
"Saya mohon maaf tapi saya tidak bisa benar-benar melepaskan pengikat," kata Duterte.
Duterte menambahkan bila ia membiarkan banyak orang berkumpul di jalan mungkin hasilnya 'terlalu mengerikan untuk dipikirkan'. Saat ini Filipina salah satu sumber tenaga kerja global.