REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina, Rodrigo Duterte memperketat pembatasan di pusat kota karena telah menjadi episentrum penyebaran virus corona. Sementara, sejumlah kota lainnya menjalani karantina wilayah yang lebih ringan.
Filipina menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang mencatat jumlah kasus infeksi terbanyak, yakni lebih dari 37.500. Sementara, jumlah pasien yang meninggal dunia mencapai 1.266. Duterte menuding kota Cebu sebagai pusat penyebaran virus korona karena masyarakatnya banyak melanggar protokol kesehatan. Presiden menetapkan perpanjangan lockdown di Cebu hingga 15 Juli.
"Cebu sekarang menjadi hotspot Covid-19. Mengapa? Banyak dari Anda tidak mengikuti (protokol kesehatan). Jadi, jangan salahkan saya," ujar Duterte.
Filipina telah menutup sebagian besar bisnis pada Maret. Kini, sejumlah aktivitas bisnis di negara tersebut secara perlahan telah dibuka kembali untuk menggerakkan perekonomian.
Filipina menghadapi lonjakan tingkat pengangguran akibat pandemi virus corona. Pemerintah telah memberikan bantuan uang tunai dan bantuan makanan bagi masyarakat miskin yang terkena dampak pandemi.