REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Amerika Serikat (AS) menekankan pentingnya melanjutkan perundingan dengan Korea Utara (Korut). Wakil Menteri Luar Negeri AS, Stephen Biegun mengatakan bahwa Washington terbuka untuk melakukan pembicaraan dengan Korut.
"Biegun menekankan pentingnya membuka kembali dialog dengan Korea Utara," kata kantor Presiden Korea Selatan (Korsel), Moon Jae-in dalam sebuah pernyataan.
Biegun berkunjung ke Seoul dan bertemu dengan Penasihat Keamanan Nasional Korsel, Suh Hoon. Dalam pertemuan tersebut, Biegun dan Suh membahas mengenai upaya untuk kembali melakukan dialog denuklirisasi dengan Korut.
Korsel mendorong Washington dan Pyongyang untuk kembali membuka dialog mengenai nuklir sebelum pemilihan presiden AS pada November mendatang. Namun, Korut enggan melakukan pembicaraan dengan AS. Pyongyang mendesak Seoul agar tidak ikut campur dengan urusan dalam negeri Korut.
Trump dan Kim bertemu pertama kalinya pada 2018 di Singapura. Pertemuan tersebut meningkatkan harapan untuk mencapai kesepakatan terkait program nuklir Pyongyang. Namun tidak ada kesepakatan dalam pertemuan itu.
Kim dan Trump kemudian kembali mengadakan pertemuan puncak pada 2019 di Vietnam. Negosiasi dalam pertemuan kedua tersebut juga menemui jalan buntu.
Pada Selasa (7/7), Presiden Trump mengatakan bahwa dia terbuka untuk kembali menggelar pertemuan dengan Kim. Biegun telah memimpin perundingan tingkat kerja dengan Korut tetapi perundingan telah terhenti sejak kedua pihak bertemu di Swedia pada bulan Oktober.