REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Pemerintah Meksiko mencatat jumlah kematian pasien Covid-19 melampaui 35 ribu kasus. Angka terbaru yang dihimpun dari data statistik John Hopkins University and Medicine kini menempatkan Meksiko sebagai negara keempat dengan total kematian tertinggi di dunia.
Amerika Serikat (AS), Brasil, dan Inggris berturut mencatat kematian paling tinggi di dunia akibat Covid-19. Kenaikan jumlah kematian pada Ahad (12/7) waktu setempat di Meksiko menjadikan total kematian di seluruh negara itu menjadi 35.006.
Negara berpenduduk 130 juta orang telah melampaui Italia yang sempat menjadi episentrum wabah virus corona tipe baru. Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador bersikeras bahwa penyebaran pandemi di negaranya berada di tataran "positif yang baik". Sebab, dari 32 negara bagian, hanya sembilan negara yang mengalami peningkatan infeksi.
"Intinya adalah bahwa pandemi berada pada sisi negatifnya, bahwa ia kehilangan intensitas," kata presiden Meksiko dikutip laman kantor berita Associated Press, Senin. Namun demikian, beberapa hari dalam sepekan terakhir ini telah tercatat jumlah infeksi baru setiap hari.
Wakil Sekretaris Kesehatan Hugo Lopez-Gatell mengatakan, jumlah kasus yang dikonfirmasi dari virus corona baru naik menjadi 299.750 pada Ahad. Beberapa mantan pejabat telah mengkritik pemerintahan Lopez Obrador karena manajemennya terhadap epidemi.
Mantan Menteri Kesehatan Salomon Chertorivski, yang menjabat menkes dari 2011 hingga 2012, mengatakan, pemerintah telah membuka kembali perekonomian sebelum memenuhi kriteria yang ditetapkan secara global untuk melakukan hal itu. Dia menambahkan bahwa Meksiko mungkin perlu memberlakukan kebijakan lockdown atau karantina wilayah baru.
"Ada tiga variabel mendasar: pengurangan dalam 14 hari terakhir dalam jumlah penularan, pengurangan dalam beberapa hari terakhir dalam jumlah kematian, dan pengurangan dalam jumlah orang yang dirawat di rumah sakit," kata Chertorivski kepada surat kabar Mexico Reforma seperti dikutip laman France24.