REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sekelompok aktivis dari kelompok Animal Rebellion melakukan unjuk rasa untuk menentang peternakan hewan. Dalam aksi yang dilakukan Sabtu (11/7), mereka membuat kolam dari dua air mancur di Trafalgar Square, London berwarna merah, Sabtu (11/7).
Mereka menuntut untuk pemerintah mulai mengubah sistem pangan dengan memanfaatkan nabati. "Kami di sini hari ini untuk menuntut agar pemerintah mencegah pandemi di masa depan dengan mengakhiri peternakan hewan dan beralih ke sistem pangan nabati," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
Pengunjuk rasa mengubah warna air mancur tersebut dengan merah untuk merujuk pada warna darah. "Darah yang ada di tangan pemerintah Inggris," kata kelompok tersebut.
Dikutip dari BBC, demonstran menyatakan, pandemi virus corona yang terjadi saat ini merupakan imbas dari eksploitasi hewan. Klaim tersebut yang membuat kelompok itu turun ke jalan dan menuntut pemerintah agar menghentikan sistem peternakan yang ada.
"Pemerintah sekarang harus memulai transisi menuju sistem pangan nabati, atau risiko pandemi zoonosis di masa depan dengan proporsi bencana," kata perwakilan Animal Rebellion, Stephanie Zupan.
Sementara beberapa aktivis menuangkan pewarna merah darah ke dalam air mancur, yang lain memegang plakat dan menggelar protes jarak jauh di Trafalgar Square. Menurut kelompok ini, aksi itu dikoordinasikan dengan protes di 20 kota, termasuk Bristol, Brighton, dan New York.
"Tindakan tidak memuaskan dan berbahaya ini hanya akan meningkatkan risiko pandemi di masa depan. Pemerintah bermain dengan potensi puluhan ribu kematian lagi," ujar perwakilan lain kelompok tersebut, Kieran Blyth.
Menurut Metropolitan Police Service, aksi tersebut membuat dua orang pengunjuk rasa di tahan. Penangkapan tersebut dilakukan karena mereka diduga melakukan kerusakan di fasilitas publik.
"Dua orang telah ditangkap atas dugaan kerusakan kriminal setelah insiden di air mancur di Lapangan Trafalgar sebelumnya hari ini," ujar Kepolisian Inggris melalui akun Twitter.