REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Menteri Ekonomi Selandia Baru Grant Robertson mengatakan karena respons kesehatan dan ekonomi terhadap pandemi virus corona cukup cepat, perekonomian Negeri Kiwi lebih baik dibandingkan yang diprediksi sebelumnya.
"Ekonomi lebih baik dibandingkan yang diperkirakan dan lebih terbuka dibandingkan negara mana pun di dunia," kata Robertson, dalam konferensi pers, Senin (20/7).
Pemerintah Selandia Baru mengumumkan rencana untuk menanggulangi gelombang kedua wabah virus corona. Mereka akan menyisihkan Dana Respons dan Pemulihan Covid-19 yang dianggarkan pada Mei lalu sebesar 9,16 miliar dolar AS.
"Kami ingin mengelola utang seketat mungkin dan tetap siap menghadapi hujan," katanya.
Robertson mengatakan pemerintah Selandia Baru tidak lagi mempertimbangkan strategi 'helikopter' dengan membagikan atau mendistribusikan langsung uang tunai pada masyarakat, salah satu cara yang sebelumnya dinilai dapat menstimulus perekonomian.
"Untuk ke depannya iya," jawab Robertson ketika ditanya apakah pemberian uang tunai tidak lagi dipertimbangkan.
Selandia Baru hanya melaporkan 1.204 kasus infeksi dan 22 kasus kematian terkait Covid-19. Negeri Kiwi dinilai berhasil menahan laju penyebaran. Sudah 80 hari Selandia Baru tidak mengumumkan kasus penularan di dalam negeri.
Walaupun sudah membuka kembali negaranya hingga ke tahap sebelum pandemi, Perdana Menteri Jacinda Ardern tetap memperingatkan gelombang kedua wabah virus corona yang banyak terjadi di negara-negara lain.