Kamis 23 Jul 2020 19:31 WIB

AS: Ilmuwan China Tang Juan Berhohong

AS menuding Tang Juan punya hubungan dengan militer China.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi militer Cina
Foto: AP/Andrew Selsky
Ilustrasi militer Cina

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Jaksa federal Amerika Serikat (AS) sedang mencari seorang ilmuwan China yang dituding melakukan penipuan visa dan bersembunyi di konsulat China, di San Fransisco. Jaksa menuduh Tang Juan berbohong tentang hubungannya dengan militer China agar dapat masuk ke AS.

Sejak saat itu, Tang menghindari penangkapan dengan berlindung di kantor konsulat China di San Fransisco. Menurut pengajuan pengadilan, Tang didakwa pada 26 Juni dengan penipuan visa. Jaksa mengatakan, dia menyembunyikan hubungannya dengan militer China dalam permohonan visanya.

Baca Juga

Namun, penyelidik menemukan foto-foto Tang dalam seragam Kader Sipil dari Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLA). Selain itu, Tang juga bekerja sebagai peneliti di Fourth Military Medical University (FMMU).

"Tang membantah bertugas di militer China, dan mengklaim bahwa dia tidak tahu arti lencana pada seragamnya. Dia mengenakan seragam militer ketika mengajar di FMMU karena itu adalah sekolah militer," ujar pengacara Tang dalam dokumen pengajuan pengadilan pada 20 Juli, dilansir CNN, Kamis (23/7).

FBI mengeluarkan surat perintah untuk menggeledah tempat tinggal dan perangkat elektronik Tang. Dalam penggeledahan tersebut, FBI menemukan bukti bahwa Tang berafiliasi dengan PLA.

Dalam tuntutan pidana, ada beberapa ilmuwan China lainnya yang berada di AS. Jaksa mengklaim mereka adalah bagian dari program yang dilakukan oleh PLA dan FMMU maupun lembaga terkait untuk mengirim ilmuwan militer ke AS. Mereka kerap mengungkapkan pernyataan palsu tentang pekerjaan mereka yang sebenarnya.

"Ada bukti dalam setidaknya satu dari kasus ini seorang ilmuwan militer menyalin atau mencuri informasi dari institusi Amerika atas arahan atasan militer di China. Selain itu ada bukti dari pemerintah China yang menginstrusikan mereka untuk menghancurkan bukti dan mengkoordinasikan kepergian mereka dari AS, terutama setelah tuduhan yang diajukan terhadap Xin Wang pada 7 Juni 2020," ujar jaksa penuntut.

Xin Wang ditangkap di Bandara Internasional Los Angeles pada bulan lalu ketika akan meninggalkan AS ke Tianjin, China. Dia didakwa dengan penipuan visa. Menanggapi penangkapan Wang, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hua Chunying menyebutnya sebagai penganiayaan politik.

"Sejauh yang saya tahu, Xin Wang melakukan penelitian di bidang penyakit kardiovaskular. Saya tidak melihat bagaimana hal itu dapat mengancam kepentingan atau keamanan nasional AS," ujar Hua.

Hua menambahkan, belum lama ini banyak warga China yang harus melewati pemeriksaan cukup lama oleh pejabat penegak hukum ketika mereka hendak meninggalkan AS. Selain itu, pihak berwenang juga memeriksa perangkat digital yang mereka bawa.

AS menuding para diplomat China membantu spionase ekonomi dan upaya pencurian penelitian ilmiah. Hal ini diduga menjadi latar belakang Washington secara mendadak memerintahkan agar kantor konsulat Cina di Houston ditutup.

David R. Stilwell yang mengawasi kebijakan untuk Asia Timur dan Pasifik di Departemen Luar Negeri mengatakan, konsulat Cina di Houston memiliki sejarah terlibat dalam perilaku subversif dan pusat pencurian penelitian di AS. Dia mengatakan, konsul jenderal, Cai Wei dan dua diplomat lainnya tertangkap menggunakan identitas palsu untuk mengawal para turis asal Cina pada 31 Mei ke area gerbang penerbangan charter dari Bandara George Bush International.

Senator Republik yang merupakan ketua pelaksana Komite Intelijen Senat, Marco Rubio mengatakan, konsulat China di Houston adalah simpul sentral dari jaringan mata-mata Partai Komunis. Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan, konsulat Cina di Houston diminta untuk ditutup untuk melindungi kekayaan intelektual dan informasi pribadi AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement