REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Sebanyak 97 petugas kesehatan di Yaman meninggal akibat Covid-19. Negara yang dilanda krisis kemanusiaan terburuk di dunia itu harus berjibaku menangani wabah virus Corona.
"Kami telah kehilangan kolega terbaik kami, orang-orang yang tidak dapat diganti dengan mudah. Virus Corona juga membunuh moral staf medis," kata Dr Nahla Arishi, dokter anak yang bekerja di garis depan penanganan Covid-19 di Aden saat diwawancara the Guardian, dikutip laman Middle East Monitor pada Ahad (26/7).
Sekitar setengah dari semua fasilitas medis di Yaman tidak berfungsi. Alokasi dana yang terlalu rendah untuk sektor tersebut memperburuk krisis malnutrisi dan wabah kolera yang ada. Dengan kondisi demikian, meninggalnya petugas medis memiliki dampak besar bagi Yaman.
Hingga kini belum ada data komprehensif tentang jumlah infeksi dan kematian akibat Covid-19 di Yaman. Pemerintah dan daerah-daerah yang dikuasai pemberontak memberikan angka yang tak dapat diandalkan. Menurut data, saat ini Yaman memiliki 1.681 kasus dengan 479 kematian.
Namun jumlah sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi. Badan amal medis MedGlobal telah menyerukan PBB dan organisasi kemanusiaan untuk menyediakan serta memasok alat pelindung diri bagi petugas kesehatan di Yaman. MedGlobbal pun meminta agar staf medis di negara tersebut dilatih cara menangani krisis Covid-19 dengan sumber daya yang sangat terbatas.