Ahad 02 Aug 2020 04:20 WIB

Amerika Serikat Beli 100 Juta Dosis Vaksin Covid-19

Dua perusahaan obat besar akan pasok 100 juta dosis vaksin Covid-19 eksperimental

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Christiyaningsih
Penyuntikan Vaksin (ilustrasi). Dua perusahaan obat besar akan pasok 100 juta dosis vaksin Covid-19 eksperimental ke AS.
Foto: AP/VOA
Penyuntikan Vaksin (ilustrasi). Dua perusahaan obat besar akan pasok 100 juta dosis vaksin Covid-19 eksperimental ke AS.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dua perusahaan obat besar akan memasok 100 juta dosis vaksin Covid-19 eksperimental kepada pemerintah AS. Perjanjian tersebut meminta pemerintah AS untuk membayar pembuat obat Prancis Sanofi dan raksasa farmasi Inggris, GlaxoSmithKline GSK.L. hingga 2,1 miliar dolar AS untuk memasok cukup vaksin untuk 50 juta orang, dengan opsi untuk membeli 500 juta dosis lagi.

Pembelian tersebut jatuh di bawah apa yang disebut oleh pemerintahan Trump sebagai Operation Warp Speed, yang dimaksudkan untuk meluncurkan vaksin Covid-19 ke pasar pada akhir 2020.

Baca Juga

"Investasi hari ini mendukung kandidat vaksin terbaru kami, produk yang dikembangkan oleh Sanofi dan GSK, melalui uji klinis dan manufaktur, dengan potensi untuk membawa ratusan juta dosis aman dan efektif bagi masyarakat Amerika," ujar Sekretaris Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS Alex Azar, Jumat (31/7).

Virus corona, yang pertama kali muncul di China, telah menginfeksi 4,5 juta orang di AS dan menewaskan lebih dari 152 ribu orang Amerika, menurut data Reuters. Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC) pada Jumat meramalkan antara 168 ribu dan 182 ribu total kematian pada 22 Agustus.

CDC memperkirakan bahwa kematian akan meningkat tercepat di Alabama, Kentucky, New Jersey, Puerto Riko, Tennessee, dan negara bagian Washington. CDC juga merilis sebuah penelitian yang mengatakan Covid-19 telah menyebar ke hampir setengah dari staf dan orang yang berkemah di sebuah kamp tidur di Georgia lebih dari satu setengah pekan yang lalu.

"Investigasi menunjukkan bahwa anak-anak dari segala usia rentan terhadap infeksi SARS-CoV-2 dan, bertentangan dengan laporan awal, mungkin memainkan peran penting dalam penularan," kata laporan CDC.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement