REPUBLIKA.CO.ID, Militer Jepang kerap tidak mengungkapkan potensi ancaman musuh yang mendorong mereka memodernisasi seluruh angkatan tempurnya mulai dari darat, laut hingga udara. Negeri Sakura tidak ingin merusak hubungan diplomatik dengan siapa pun.
Namun Jepang mengawasi negara tetangganya China yang sedang mengejar ambisinya. China dinilai ingin menguasai Laut China Timur dan juga Laut China Selatan yang bersifat strategis serta kaya sumber daya alama.
Berdasarkan pantauan citra satelit dan media pemerintah, China mengerahkan kapal perang dan mengirim pesawat tempur ke Laut China Selatan yang dipersengketakan Beijing dengan banyak negara Asia Tenggara.
China juga terus mengirimkan pesawat tempur dan Angkatan Lautnya ke wilayah sengketa dengan Jepang di Laut China Timur.
Karena itu bukan Rusia yang membuat Jepang membeli 147 pesawat tempur F-35 atau memproduksi kapal induk pertama sejak Perang Dunia II.
Bukan pula Korea Utara yang membuat mereka menggelar latihan serangan amfibi merebut Pulau Senkaku untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun. Kompetitor terkuat Jepang adalah tetangga mereka, Cina.
Negeri Sakura mengakui mereka lemah dalam mempertahankan pulau-pulau mereka di sebelah barat. Karena itu mereka cukup agresif terhadap China. Pada April lalu Kementerian Pertahanan Jepang melaporkan sejak 1 April 2019 hingga 31 Maret 2020 Angkatan Udara Pasukan Pertahanan Diri (JASDF) telah 657 kali mencegat pesawat Angkatan Udara Pasukan Pembebas Cina (PLANAF). Baru-baru ini armana China juga masuk ke dekat kepulauan sengketa, Tokyo menyebutnya Senkaku, China menamakannya Diaoyu.
Cukup sulit membandingkan kekuatan militer kedua negara secara komprehensif. Karena banyak senjata yang tidak diungkapkan ke publik. Tapi berdasarkan data yang ada kekuatan militer China jauh mengungguli Jepang.
Kekuatan personel Jepang jelas jauh lebih sedikit dibanding China. Jepang hanya memiliki sekitar 303.160 pasukan dan hanya 247.160 yang aktif. Negeri Sakura memiliki 56 ribu pasukan cadangan.
Sementara China memiliki 2.693.000 personel militer dan 2.183.000 di antaranya pasukan aktif. Mereka memiliki 510 ribu pasukan cadangan.
Di udara Jepang memiliki 1.561 kendaraan tempur, sebanyak 279 di antaranya pesawat tempur. Mereka memiliki 119 helikopter serang, 60 pesawat transportasi, 12 pesawat serang, 427 pesawat latih, 152 pesawat misi khusus dan 637 helikopter.
Angkatan Udara China memiliki 3.210 kendaraan, sebanyak 1.232 pesawat tempur, 317 pesawat serang, 111 pesawat misi khusus, 911 helikopter, 227 pesawat transportasi, 911 helikopter, dan 281 helikopter serang.
Di darat Jepang memiliki 1.004 tank, 3.130 kendaraan tempur, 3.800 artileri swagerak, 500 artileri derek, dan 99 proyektil roket.
Sementara China memiliki 3.500 tank, 33 ribu kendaraan tempur, 3.800 artileri swagerak, 3.600 artileri derek, dan 2.650 proyektil roket.
Angkatan Laut Jepang memiliki 155 aset. Empat kapal induk, 40 kapal destroyer, 6 kapal korvet, 20 kapal selama, 6 kapal patroli dan 25 ranjau laut. Kekuatan Angkatan Laut Cina memiliki 777 aset. Dua kapal induk, 36 kapal perusak, 50 kapal korvet, 76 kapal selam, 220 kapal patroli, 52 kapal frigat, dan 29 ranjau laut.