REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - WNI yang mengalami luka akibat ledakan di Pelabuhan Beirut, Lebanon, telah mendapat perawatan dan sudah kembali ke rumah. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan seorang WNI atas nama NNE mengalami luka ringan akibat kejadian tersebut.
Kementerian Luar Negeri Indonesia di Jakarta saat ini terus berkomunikasi dengan Kedutaan RI di Beirut untuk memperoleh informasi mengenai perkembangan situasi dan memastikan keselamatan serta keamanan WNI.
Faizasyah juga memastikan pemerintah dan rakyat Indonesia akan terus bersama rakyat Lebanon dalam menghadapi situasi sulit pasca-ledakan di pelabuhan Beirut pada Selasa.
"Pemerintah Indonesia mengucapkan duka cita dan simpati yang mendalam kepada keluarga, pemerintah dan rakyat Lebanon atas peristiwa ledakan yang terjadi di pelabuhan Beirut yang menyebabkan korban jiwa dan luka-luka," kata Faizasyah, melalui keterangan resminya pada Rabu.
Dia juga mengatakan pasukan TNI yang tergabung dalam Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon ikut membantu penanganan pasca ledakan termasuk evakuasi korban.
Sebelumnya pada Selasa waktu setempat, terjadi ledakan besar di gudang yang menyimpan bahan peledak di Pelabuhan Beirut. Sekretaris Jenderal Palang Merah Lebanon George Kettaneh mengumumkan bahwa korban ledakan di Pelabuhan Beirut telah bertambah jadi 100 jiwa.
Sementara itu, lebih dari 4.000 orang lainnya mengalami luka-luka sejak Selasa. "Rumah-rumah sakit di Beirut sudah kewalahan karena korban yang terus bertambah," kata George Kettaneh, pada Rabu.
"Beberapa korban bahkan masih terperangkap di bawah puing-puing bangunan," tambah dia.