REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Akun Twitter Yayasan Qassem Soleimani mengunggah foto yang menunjukkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sedang jadi target bidik, Senin (10/8) lalu. Unggahan tersebut juga memuat janji balas dendam terhadap AS atas kematian jenderal Iran, Qassem Soleimani.
Namun, postingan tersebut telah dihapus. Cicitan unggahan itu termasuk kutipan dari pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei yang mengatakan, Iran tidak akan pernah melupakan pembunuhan oleh AS terhadap Soleimani.
"Dan pasti akan memberikan pukulan balasan kepada Amerika," cicit unggahan yang telah dihapus tersebut dikutip laman Al Arabiya, Rabu (12/8).
Khamenei memang pernah membuat pernyataan itu dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Irak Mustafa al-Khadimi bulan lalu di Teheran. Beberapa pengguna aktif di Twitter mengatakan unggahan tersebut merupakan ancaman kematian bagi Presiden Trump dan meminta platform media sosial untuk mengambil tindakan terhadap akun Twitter Soleimani.
Akun Twitter tersebut dijalankan oleh Qassem Soleimani Foundation yang dikepalai oleh putri Soleimani, Zeinab Soleimani. Putrinya juga sempat menyerukan balas dendam di berbagai penampilan mediannya.
Soleimani yang mengepalai Pasukan Quds, pasukan luar negeri Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran, tewas dalam serangan udara AS di bandara internasional Baghdad pada 3 Januari. Beberapa hari kemudian setelah kematiannya, Iran membalas dengan meluncurkan serangan rudal balistik terhadap pangkalan militer di Irak yang menampung pasukan AS.
Beberapa jam kemudian, IRGC menembak jatuh sebuah pesawat penumpang Ukraina di atas Teheran. Iran kemudian mengakui penembakan itu adalah salah mengira sebagai rudal jelajah setelah berhari-hari menyangkal bertanggung jawab.