Sabtu 15 Aug 2020 15:05 WIB

Kasus Covid-19 Meningkat, Korsel Perketat Pembatasan Sosial

Pemerintah Korsel khawatir gelombang kedua Covid-19 mulai perketat pembatasan sosial

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Penjaga Kekaisaran Korea Selatan mengenakan masker wajah untuk membantu melindungi terhadap penyebaran virus corona
Foto: AP/Ahn Young-joon
Penjaga Kekaisaran Korea Selatan mengenakan masker wajah untuk membantu melindungi terhadap penyebaran virus corona

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) melaporkan 166 kasus baru Covid-19. Sebanyak 155 kasus diantaranya penularan domestik. Pemerintah Negeri Ginseng yang khawatir adanya gelombang kedua pun memperketat peraturan pembatasan sosial di Seoul.

Pada gelombang pertama Covid-19, perekonomian terbesar keempat di Asia itu  menggunakan pelacakan dan pemeriksaan agresif untuk memutus rantai penularan. Namun, dalam beberapa pekan terakhir pandemi Covid-19 sebagian besar terjadi di pemukiman padat penduduk sehingga semakin sulit diuraikan.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korsel (KCDC) mengumumkan untuk kedua kalinya dalam empat bulan terakhir Korsel mengalami lonjakan kasus harian.  Total kasus infeksi di Negeri Ginseng menjadi 15.039 kasus dan sebanyak 305 pasien diantaranya meninggal dunia.

Klaster baru yang muncul akhir-akhir ini terjadi di sejumlah pertemuan gereja. Perdana Menteri Chung Sye-kyun mengatakan pihak berwenang memutuskan meningkatkan pedoman peraturan pembatasan sosial ke tahap kedua di Seoul dan sekitar Provinsi Gyeonggi.

"Bila kami tidak bisa mengatasi krisis ini maka kami menghadapi situasi yang sangat berbahaya yang dapat mengarah pada epidemi berikutnya," kata Chung Sye-kyun, Sabtu (15/8). 

Pejabat kesehatan pemerintah sudah mengkategorikan tiga tahap peraturan pembatasan sosial. Tahap pertama tidak terlalu ketat dan tahap ketiga yang paling ketat. Tahapan yang terakhir memaksa pemerintah menutup aktivitas bisnis dan sekolah.

Tahap kedua membatasi pertemuan di dalam ruangan di bawah 50 orang dan pertemuan di luar ruangan di bawah 100 orang. Pertandingan olahraga juga dilarang menghadirkan penonton. Hal ini membuat kecewa pendukung tim baseball dan sepakbola yang baru saja diizinkan kembali ke stadion setelah liga sempat ditunda selama lima pekan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement