Jumat 12 May 2023 16:59 WIB

Presiden Korsel Umumkan Pandemi Covid-19 Selesai

Pemerintah Korsel sudah dekat menjadikan pandemi Covid-19 sebagai endemik.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol pada Kamis (11/5/2023) waktu Korea mengumumkan bahwa pandemi Covid-19 telah selesai. Yoon ungkapkan akhir dari hampir semua pembatasan aturan terkait Covid-19 di negeri Ginseng.
Foto: EPA-EFE/YONHAP
Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol pada Kamis (11/5/2023) waktu Korea mengumumkan bahwa pandemi Covid-19 telah selesai. Yoon ungkapkan akhir dari hampir semua pembatasan aturan terkait Covid-19 di negeri Ginseng.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol pada Kamis (11/5/2023) waktu Korea mengumumkan bahwa pandemi Covid-19 telah selesai. Yoon ungkapkan akhir dari hampir semua pembatasan aturan terkait Covid-19 di negeri Ginseng.

Pemerintah Korsel sudah dekat menjadikan pandemi Covid-19 sebagai endemik, yang berarti kemunculannya dapat diprediksi dan dikelola seperti halnya influenza musiman. Yoon mengumumkan bahwa pemerintah akan menurunkan klasifikasi Covid-19 menjadi 'waspada' dari sebelumnya 'serius' mulai 1 Juni mendatang.

Baca Juga

Seperti diketahui, Korsel memiliki sistem empat tingkatan untuk mengatasi penyakit menular, attention (butuh menjadi perhatian), caution (hati-hati/awas), alert (waspada) dan serious (serius). Covid-19 telah diklasifikasikan pada tingkat serius sejak Februari 2020.

"Masa isolasi wajib tujuh hari untuk pasien COVID-19 akan diubah menjadi rekomendasi isolasi lima hari," kata Yoon dalam pertemuan pemerintah tentang tanggapan Covid-19, seperti dikutip laman Korea Times, Jumat (15/5/2023).

Keputusan tersebut berarti membebaskan masyarakat untuk kembali ke aspek normalitas pra-pandemi setelah dibatasi melalui jarak sosial dan aturan lain selama tiga tahun empat bulan. Bahkan, pemakaian mandat masker dalam ruangan sudah dicabut di berbagai tempat kecuali untuk fasilitas rumah sakit.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada para dokter, perawat, dan asisten perawat yang telah mendedikasikan diri mereka di garis depan, serta kepada para pekerja industri kesehatan yang telah berupaya mengembangkan dan memproduksi vaksin dan perawatan,” kata Yoon.

Yoon mengatakan pemerintah akan terus memberikan dukungan finansial untuk pengujian dan pengobatan Covid-19 untuk saat ini. Pemerintah Korsel, kata dia bersiap secara menyeluruh melawan pandemi di masa depan dengan membangun sistem respons berbasis sains.

Yoon juga berjanji untuk meningkatkan kemampuan pengembangan vaksin negara sambil memperkuat kerja sama dengan komunitas internasional. Dia pun bakal menyusun kebijakan terperinci pasca-Covid-19 dengan  melihat perubahan masyarakat yang nantinya digunakan sebagai mesin pertumbuhan di masa depan.

Pengumuman Yoon muncul setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan pada 5 Mei, mengakhiri masa darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC) terkait virus corona. Meski demikian, Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) mencatat transisi ke fase endemik tidak berarti akhir sepenuhnya dari penyakit menular.

Pihaknya meminta institusi medis dan fasilitas lain yang rentan terhadap infeksi untuk mempertahankan isolasi bagi pasien Covid-19 secara sukarela. Pemerintah juga akan mencabut mandat masker dalam ruangan di mana-mana kecuali rumah sakit dengan ruang rawat inap dan mencabut rekomendasi tes PCR dalam waktu tiga hari setelah kedatangan dari perjalanan ke luar negeri.

Pengumuman data Covid-19, seperti jumlah kasus baru terkonfirmasi, akan diubah menjadi mingguan dari basis harian saat ini. Menara kendali untuk mengelola penyakit akan diubah dari organisasi pan-pemerintah yang dipimpin oleh perdana menteri menjadi Markas Pusat Penanggulangan Bencana di bawah Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea.

KDCA mengatakan otoritas kesehatan akan terus memantau situasi di dalam dan luar negeri dan meninjau kembali perlunya memperkuat tindakan karantina, jika muncul gelombang pandemi lainnya. "Kami tidak mengesampingkan kemungkinan munculnya mutasi baru Covid-19, tetapi situasi seperti itu tidak hanya akan terjadi di Korea," kata Komisioner KDCA Jee Young-mee dalam kesempatan jumpa pers di Korea.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement