REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Setelah Uni Emirat Arab meneken kesepakatan kontroversial dengan merajut hubungan dengan Israel, Turki dapat menurunkan hubungannya dengan UEA, ungkap presiden Turki.
"Kami mungkin mengambil langkah-langkah untuk menangguhkan hubungan diplomatik dengan UEA atau menarik duta besar kami," kata Recep Tayyip Erdogan kepada wartawan di Istanbul setelah Salat Jumat.
Erdogan menyebut solidaritas Israel bersama Mesir dan Yunani dan langkah mengekang Palestina adalah tindakan yang tidak dapat diterima.
Dalam penandatanganan pakta maritim pekan lalu, Athena dan Kairo melanjutkan usaha mengambil-alih wilayah Turki di Mediterania lewat pulau-pulau kecil di dekat pantai Turki.
Tindakan ini melanggar kepentingan Turki yang memiliki garis pantai terpanjang di Mediterania. Israel lalu mengambil langkah-langkah untuk mempererat hubungan dengan Athena dan Kairo.
Diskriminasi terhadap minoritas Turki di Yunani
Terkait masalah diskriminasi terhadap etnis Turki di wilayah Trakia Barat Yunani, di mana sejumlah sekolah Turki baru-baru ini ditutup, Erdogan mengatakan bahwa kuburan Turki di sana baru-baru ini diserang.
Erdogan juga mengatakan kejadian "ini sama sekali bukan tanda positif".
Wilayah Trakia Barat Yunani - di timur laut negara itu, dekat perbatasan Turki - adalah rumah bagi minoritas Muslim Turki yang telah lama tinggal di sana dan berjumlah sekitar 150.000 jiwa.
Diskriminasi selama puluhan tahun oleh Yunani terhadap minoritas Turki telah diabaikan oleh Uni Eropa, bahkan itu melanggar perjanjian internasional, keputusan pengadilan tinggi, dan aturan di Eropa.
Libya
Mengenai situasi di Libya, Erdogan mengatakan pertemuan pada Januari untuk membantu menyelesaikan krisis di sana telah gagal. Dia mengatakan bahwa hampir negara yang berada di konferensi Berlin soal Libya tidak mengikuti persyaratan atau aturannya.
Pada konferensi tersebut, kekuatan global dan aktor regional menyatakan komitmen untuk mendukung gencatan senjata, menghormati embargo senjata, dan mendukung proses politik yang difasilitasi oleh PBB untuk Libya.