REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Pejabat Kesehatan Selandia Baru menyatakan pandemi Covid-19 masih terus meningkat di Auckland, kota terbesar di negara itu. Dilaporkan pada Ahad (16/8), ada 13 kasus baru Covid-19 yang ditemukan.
Lockdown di Auckland pun segera dilakukan setelah 102 hari tidak menemukan kasus baru infeksi Covid-19. Jumlah kasus yang aktif saat ini sudah mencapai 69. Kondisi ini membuat partai oposisi lebih agresif meminta penundaan pemilihan umum di Selandia Baru yang akan diselenggarakan pada 19 Setember mendatang.
Namun, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern diperkirakan akan menolak permintaan penundaan tersebut. Apalagi, jajak pendapat menunjukkan bahwa Partai Buruh Perdana Menteri Jacinda akan memperoleh kemenangan pada 19 September.
Menteri Kesehatan Selandia Baru John Hipkins mengatakan pada konferensi pers Ahad (16/8) pemerintah saat ini sedang berupaya untuk memastikan pasokan masker yang memadai. Menurut dia, penggunaan masker nanti akan diwajibkan bagi seluruh warga Selandia Baru.
"Kami dapat membuatnya wajib dan menghabiskan banyak waktu untuk penegakan hukum, yang kami butuhkan di sini adalah penerimaan budaya di antara semua warga Selandia Baru,” kata Hipkins dikutip dari laman Reuters, Ahad.
Sebaliknya, di negara tetangga Australia yang juga sedang berjuang melawan virus corona di dua negara bagian terbesarnya, New South Wales dan Victoria, justru ada tanda-tanda tren penurunan. New South Wales melaporkan hanya ada lima kasus baru, sedangkan Victoria melaporkan 279 kasus baru pada Ahad (16/8) dengan 16 kematian. Victoria kini telah mewajibkan masker setelah menjadi pusat wabah terbesar di negara itu.
Jumlah harian kasus baru Covid-19 di Australia puncaknya terjadi pada 5 Agustus lalu, yakni sebanyak 725 kasus. Namun, Jumlah harian kasus baru pekan ini telah berada jauh di bawah puncak.
Melbourne, ibu kota negara bagian, juga menerapkan lockdown yang ketat. Namun, Menteri Kesehatan Australia, Greg Hunt mengatakan jalan negara masih panjang. "Tapi tanda-tandanya sekarang adalah tren penurunan progresif," kata Hunt kepada televisi Sky News.
Dia juga mengatakan bahwa pemerintah federal hampir mencapai kesepakatan yang akan mengizinkan produksi vaksin di Australia, kemungkinan pada 2021.
"Saya sekarang benar-benar lebih optimistis," kata Hunt.