Selasa 18 Aug 2020 01:55 WIB

Jalan Lintas Perbatasan Malaysia-Singapura Dibuka Kembali

Sebelumnya jalur tersebut ditutup akibat pandemi Covid-19

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Christiyaningsih
Suasana lengang di jembatan perbatasan wilayah Malaysia menuju Singapura pascapemberlakuan lockdown Malaysia, Rabu (18/3). Jalur lintas perbatasan Singapura dan Malaysia kembali dibuka mulai Senin (17/8).
Foto: GIN TAY/THE STRAITS TIMES/EPA-EFE
Suasana lengang di jembatan perbatasan wilayah Malaysia menuju Singapura pascapemberlakuan lockdown Malaysia, Rabu (18/3). Jalur lintas perbatasan Singapura dan Malaysia kembali dibuka mulai Senin (17/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Jalur lintas perbatasan Singapura dan Malaysia kembali dibuka mulai Senin (17/8). Sebelumnya jalur tersebut ditutup akibat pandemi covid-19.

Seorang operator pabrik, Nurul Hidayah Norezan (28 tahun), termasuk di antara puluhan warga Malaysia yang melintasi jalan lintas tersebut hari ini. Tidak adanya angkutan umum, Nurul dan beberapa orang lainnya yang melintasi jalan tersebut berjalan kaki sejauh satu kilometer. Perjalanan yang mereka tempuh sedikit memakan waktu lebih lama satu jam karena barang bawaan yang mereka bawa.

Baca Juga

"Saya senang bisa kembali bekerja lagi, tetapi pada saat yang sama saya sedih karena saya akan dipisahkan dari anak saya yang berusia satu tahun. Itu sulit. berpisah darinya tapi setidaknya aku tahu dia akan berada di tangan yang tepat," katanya dikutip dari Straits Times.

Puluhan warga Malaysia juga meninggalkan Singapura pada Senin pagi untuk kembali ke kota asal mereka. Pembukaan jalan lintas perbatasan menerapkan dua skema. Skema pertama reciprocal green lane (RGL) atau jalur hijau timbal-balik untuk pelancong dengan kunjungan singkat. Skema kedua yaitu untuk perjalanan berkala jangka panjang.

Jalur hijau timbal balik memfasilitasi perjalanan jangka pendek untuk bisnis penting atau tujuan resmi antara kedua belah pihak hingga 14 hari. Sementara pengaturan perjalanan berkala memungkinkan penduduk Singapura dan Malaysia yang memegang izin imigrasi jangka panjang untuk keperluan bisnis dan kerja di negara lain.

Pengaturan tersebut memungkinkan pemberi kerja melakukan perjalanan untuk pertemuan penting dan memberikan kesempatan kepada pekerja untuk lebih sering bertemu dengan keluarga mereka. Untuk diketahui, sebelum pandemi jalur tersebut dilintasi lebih dari 300 ribu pelancong setiap hari. Di antara mereka ada sekitar 100 ribu orang Malaysia yang bepergian setiap hari antara Singapura dan Malaysia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement