REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengungkapkan bahwa penangguhan rencana aneksasi di Tepi Barat adalah permintaan Amerika Serikat.
"AS meminta pencaplokan wilayah di Tepi Barat ditunda sementara waktu dan kami setuju," kata Netanyahu kepada Sky News Arabia, Senin (17/8). Menurut dia, AS saat ini memprioritaskan perluasan lingkaran perdamaian di wilayah tersebut.
Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kesepakatan Israel - Uni Emirat Arab untuk menormalisasi hubungan kedua negara. UEA adalah negara Teluk pertama sekaligus negara Arab ketiga yang menjalin hubungan diplomatik penuh dengan Israel setelah Mesir dan Yordania.
Abu Dhabi mengklaim berhasil menghentikan rencana aneksasi berkat kesepakatan normalisasi. Netanyahu kemudian menekankan niatnya untuk meningkatkan kerja sama dengan UEA di berbagai bidang termasuk teknologi, energi, lingkungan, sumber daya alam, dan pertanian.
"Seperti di sini di Israel, kami akan mengimpor dari zona bebas di UEA," kata dia.
PM Israel juga mengatakan bahwa negara-negara Arab lainnya akan segera membuat perjanjian perdamaian serupa dengan Israel.
"Saya yakin bahwa UEA tidak akan menjadi negara terakhir yang berdamai dengan Israel," kata dia lagi.
Kelompok-kelompok Palestina mengecam kesepakatan Israel - UEA yang dianggap mengabaikan hak-hak rakyat Palestina.
*Ditulis oleh Mahmoud Barakat