REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Presiden Iran Hassan Rouhani menganggap enteng dampak pandemi Covid-19 bagi perekonomian di negaranya. Rouhani menyatakan pemerintahannya memiliki kemampuan untuk melewati krisis ekonomi.
Rouhani mengungkap perekonomian Iran hanya turun tiga persen. Padahal mayoritas negara lain melaporkan turunnya perekonomian sampai 20 persen. "Pemerintah bisa mengontrol situasi," klaim Rouhani dilansir Arab News pada Senin (24/8).
Dalam laporan lain menyebutkan Iran mengalami defisit anggaran sampai 50 persen, tingginya angka pengangguran, dan inflasi double digit. Menteri Ekonomi Iran Farhad Dejpansand menyebut pandemi Covid-19 memengaruhi 15 persen produk domestik bruto (PDB).
Dari kalkulasi IMF, Iran mengalami defisit uang sampai 439 juta dolar. Rouhani menyebut bukan hanya pandemi Covid-19 yang memengaruhi perekonomian, melainkan juga turunnya harga minyak pada 2014 dan penjatuhan sanksi pada 2018.
Di sisi lain, pemimpin tertinggi Iran Ali Khamenei mengingatkan apa yang mesti dilakukan pemerintahan Rouhani agar lebih baik. Di antaranya mereformasi anggaran negara, perbankan, dan sistem perpajakan.