REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana memulihkan pendidikan patriotik di sekolah-sekolah di negaranya. Hal itu ditujukan untuk memperbaiki perpecahan yang terjadi selama beberapa bulan terakhir, hingga menyebabkan kekerasan dan kerusuhan.
"Perang sayap kiri terhadap polisi, keyakinan, sejarah, dan nilai-nilai Amerika menghancurkan negara kita, itulah yang mereka inginkan,” ujar Trump dalam wawancara di Gedung Putih pada Senin (31/8).
Trump mengatakan satu-satunya jalan menuju persatuan adalah membangun kembali identitas nasional bersama yang berfokus pada nilai-nilai dan kebajikan Amerika yang umum. Itu termasuk memulihkan pendidikan patriotik di sekolah-sekolah di Negeri Paman Sam, di mana menurut pria berusia 74 tahun itu telah terjadi perubahan dari semua yang telah dipelajari.
Trump membuat pertanyaan sebagai bagian dari komentar tentang kekerasan dan kematian baru-baru ini yang terlihat dalam kerusuhan dan protes di Kenosha, Wisconsin, dan Portland, Oregon. Dia menilai para agitator yang mengobarkan kekerasan di kota-kota ini dan kota-kota lain bersekutu dengan kelompok ekstremis Antifa, yang berupaya untuk mewujudkan revolusi Komunis di Amerika Serikat.
“Untuk mengalahkan mereka, kita harus memenjarakan pelanggar hukum, dan kita harus mengalahkan ideologi kebencian mereka tentang negara ini, tentang Amerika. Kita harus mengajari anak-anak kita bahwa Amerika adalah negara yang luar biasa, bebas, dan adil yang layak dipertahankan, dilestarikan, dan dilindungi. Dan itulah yang ingin kami lakukan,” kata Trump.
Trump mengatakan apa yang terjadi saat ini adalah hasil dari indoktrinasi sayap kiri di sekolah dan universitas di AS. Banyak anak muda menurutnya telah diberi makan kebohongan sebagai negara jahat yang diganggu oleh rasisme.
Departemen Pendidikan AS tidak segera menanggapi permintaan komentar. Kelompok-kelompok di bawah naungan Antifa dan Black Lives Matter dalam beberapa bulan terakhir telah menggulingkan puluhan monumen bersejarah di seluruh negeri.