REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas di Taiwan menyatakan kesiapan untuk berperan aktif terlibat dalam solidaritas global menghadapi pandemi Covid-19, yang beberapa di antaranya ditunjukkan lewat donasi alat perlindungan diri ke lebih dari 80 negara, termasuk Indonesia.
“Hingga akhir Juni tahun ini, Taiwan telah menyumbangkan 51 juta masker medis, 1,16 juta masker N95, 600.000 baju isolasi, 35.000 termometer dahi dan berbagai peralatan medis lainnya ke lebih dari 80 negara, termasuk Indonesia,” kata Pejabat Tinggi Urusan Luar Negeri Taiwan, Jaushieh Joseph Wu, sebagaimana dikutip oleh Kantor Dagang dan Ekonomi Taiwan untuk Indonesia (TETO) dalam siaran tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (7/9).
Joseph Wu menambahkan pihaknya juga membangun kerja sama dengan beberapa negara dalam mengembangkan alat tes cepat (rapid test), obat dan vaksin Covid-19. Jika dibandingkan dengan banyak wilayah di Asia, Taiwan cukup berhasil mengendalikan penyebaran Covid-19 berkat banyaknya pemeriksaan dan pelacakan aktif terhadap pasien positif beserta mereka yang pernah melakukan kontak secara langsung dengan pasien.
Walaupun demikian, Covid-19 sampai hari ini masih berstatus pandemi mengingat penyakit menular itu telah menjangkiti penduduk di lebih dari 200 negara dan wilayah. Oleh karena itu, Wu menyampaikan masyarakat dunia perlu meningkatkan kerja sama dalam menghadapi pandemi Covid-19.
“Komunitas internasional perlu lebih melakukan upaya bersama dibandingkan dengan masa sebelumnya, untuk membangun masa depan yang lebih baik dan lebih berkelanjutan...Taiwan telah siap, bersedia dan mampu berpartisipasi dalam upaya bersama ini,” kataWu, sebagaimana dikutip dalam siaran tertulis TETO.
Wu kembali menegaskan solidaritas global merupakan jawaban untuk bertahan dari krisis kesehatan dan perekonomian dunia selama dan pascapandemi.
Terkait dengan itu, Wu meminta organisasi multilateral seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa agar lebih membuka kesempatan ke seluruh elemen masyarakat dunia untuk turut serta dalam aksi solidaritas global menghadapi Covi-19.
“PBB harus lebih inklusif dan tidak boleh mengabaikan negara mana pun, ujar dia.