REPUBLIKA.CO.ID, MISSOULA -- Pihak berwenang dan laboratorium Amerika Serikat (AS) melaporkan pemakaian metamfetamin atau met di Negara Bagian Montana naik selama pandemi virus corona. Di Indonesia obat psikostimulansia yang kerap digunakan sebagai narkotika itu biasa disebut sabu-sabu.
Pada Selasa (8/9), surat kabar daerah The Missoulian melaporkan laboratorium Millennium Health menemukan angka pemakaian sabu-sabu meningkat setelah pemerintah Presiden AS Donald Trump menetapkan masa darurat nasional pada 13 Maret lalu. Jumlah warga Montana yang terbukti memakai met dalam tes urin naik sekitar 34 persen.
Laboratorium itu membandingkan hasil uji tes urin dari 1 Januari hingga 12 Maret dengan 13 Maret hingga 31 Mei. Pihak berwenang juga menemukan data yang sama.
Kepolisian Yellowstone County, Montana menemukan kenaikan angka kejahatan dengan kekerasan yang berkaitan dengan penggunaan met atau sabu-sabu. Jumlah kasus perampokan, pencurian, dan penyerangan dari bulan Maret dan Juli naik 21 persen dibandingkan periode yang sama pada 2019 lalu.
Sementara itu, masih belum diketahui sampai kapan pandemi mencengkram AS. Pejabat kesehatan di seluruh AS masih waspada akhir pekan yang panjang karena bertepatan dengan Hari Buruh Nasional akan meningkatkan angka kasus infeksi virus corona. Sebab, jumlah kasus infeksi naik ketika AS merayakan tanggal merah Empat Juli. Saat itu kasus infeksi harian mencapai titik tertingginya dalam beberapa pekan terakhir.