REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China berkomitmen meningkatkan hubungan dan kerja sama dengan ASEAN. Beijing menyebut untuk pertama kalinya ASEAN telah menjadi mitra dagang terbesarnya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Zhao Lijian mengungkapkan, hubungan antara negaranya dan ASEAN telah memasuki tahap baru pembangunan dalam semua dimensi. Sejak pandemi Covid-19 muncul, misalnya, Cina dan ASEAN terus bergandengan tangan serta bekerja sama memerangi virus.
Tak hanya itu, kedua belah pihak pun tetap berusaha menstabilkan ekonomi dan menambahkan lebih banyak dimensi pada kemitraan strategis. "Pada paruh pertama tahun ini, kerja sama perdagangan dan investasi China-ASEAN telah tumbuh meskipun terjadi pandemi, menjadikan ASEAN sebagai mitra dagang terbesar China untuk pertama kalinya serta menunjukkan potensi besar dan ketahanan yang kuat dari kerja sama bilateral," kata Zhao pada Selasa (8/9), dikutip laman resmi Kementerian Luar Negeri China.
Dia mengatakan tahun depan China akan memperingati 30 tahun kemitraan dialog China-ASEAN. "Ini kesempatan untuk merencanakan dan memajukan kerja sama praktis dengan ASEAN dengan lebih baik serta meningkatkan hubungan bilateral ke tingkat yang lebih tinggi," ujarnya.
ASEAN menjadi mitra dagang terbesar China pada kuartal pertama 2020. Sektor elektronik, khususnya sirkuit terpadu, menjadi kontributor utama, dengan China mengimpor 14,9 miliar dolar AS selama tiga bulan. Sama seperti China, ASEAN berharap kerja sama perdagangan dengan Negeri Tirai Bambu dapat diperkuat pasca-pandemi.
Pada 2019, ASEAN menjadi mitra dagang terbesar kedua Cina. Nilai perdagangan antara kedua belah pihak mencapai 644 miliar dolar AS. Sejumlah analis menilai, friksi perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) membuat China melihat potensi ke kawasan lain untuk mengisi kesenjangan. ASEAN menjadi salah satu sasarannya.