REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Komisariat Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) meningkatkan upaya untuk mengekang penyebaran Covid-19 di antara puluhan ribu warga Suriah di kamp-kamp di Yordania. Upaya itu dilakukan setelah lima kasus pertama dikonfirmasi pada pekan lalu.
Infeksi Covid-19 di kamp Zaatari dan Azraq adalah kasus pertama yang dikonfirmasi sejak pandemi pertama kali dilaporkan di negara itu sejak Maret lalu. Laporan itu menjadi perhatian sebab kamp tersebut menampung total sekitar 120.000 pengungsi.
"Perkembangan pekan ini jelas menjadi situasi yang mengkhawatirkan bagi semua, tetapi terutama bagi pengungsi yang tinggal di kamp," kata Perwakilan UNHCR di Yordania, Dominik Bartsch, dikutip dari Aljazirah.
Dengan kondisi yang padat dan ruang hidup yang sempit membuat jarak sosial sangat sulit diterapkan di kamp. Hal tersebut membuat risiko penyebaran virus corona di tengah para pengungsi sangat besar dan berbahaya.
Kondisi serupa pun terjadi di kamp Moria, Yunani. Setelah pelaporan kasus pertama Covid-19, membuat wilayah menjadi medan yang sangat berbahaya karena kondisi pengungsian yang padat dan kumuh.
Perintah karantina dan penerapan isolasi pun membawa petaka ketika migran diduga membakar kamp dan menghanguskan pusat penampungan tersebut. Kondisi itu membuat ribuan penduduk kamp kehilangan tempat tinggal.