REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Dua roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke Israel pada saat seremoni penandatanganan kesepakatan normalisasi Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Israel digelar di Gedung Putih. Sirine terdengar di kota Ashkelon dan Ashdod di utara Jalur Gaza. Layanan darurat Magen David Adom mengatakan paramedis merawat dan mengevakuasi dua orang yang terluka akibat pecahan peluru.
Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan roket tersebut. Sementara itu, ratusan warga Palestina menggelar aksi protes untuk menolak kesepakatan normalisasi hubungan antara UEA, Bahrain, dan Israel. Osama Hasan, yang ikut serta dalam protes di Hebron menyebut perjanjian normalisasi itu sebagai "tusukan di belakang rakyat Palestina".
"Meski sakit hati karena (normalisasi kesepakatan) itu, kami selalu tahu jalan menuju kebebasan itu panjang dan sulit, dan butuh kesabaran dan pengorbanan. Kami akan terus berjalan di jalan itu dan terus berjuang sampai kami mendapatkan kebebasan kami dan mendirikan negara Palestina," ujar Hasan, dilansir Aljazirah, Rabu (16/9).
Demonstran lainnya, Ibrahim Ouda, mengatakan, rakyat Palestina bersatu melawan semua konspirasi yang dimaksudkan untuk merusak hak-hak warga Palestina. Menurutnya, jika Israel menginginkan perdamaian, satu-satunya cara adalah dengan memberikan kebebasan dan mengakhiri pendudukan di wilayah Palestina.
Para pengunjuk rasa tetap mengenakan masker dan membawa spanduk bertuliskan, "Pengkhianatan", "Tidak untuk normalisasi dengan penjajah", dan "Perjanjian memalukan". Tak hanya itu, para demonstran menginjak-injak foto Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa, dan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al Nahyan sebelum dibakar.
Puluhan warga Bahrain turun ke jalan untuk memprotes kesepakatan yang ditandatangani kerajaan dengan Israel. Setidaknya ada dua demonstrasi kecil di wilayah utara Bahrain. Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan anti-Israel dan menginjak bendera Israel.
Seremoni penandatanganan kesepakatan normalisasi UEA, Bahrain, dan Israel dilakukan di Gedung Putih pada Selasa (15/9). Seremoni ini dihadiri oleh Netanyahu serta para menteri luar negeri Bahrain dan UEA.
Presiden Donald Trump menyaksikan langsung seremoni penandatanganan kesepakatan itu. Sekretaris komite pusat Partai Fatah, Jibril Rajoub, mengatakan apa yang terjadi hari ini di Washington adalah bentuk runtuhnya tatanan resmi Arab.